Rasulullahmenjawab "Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan salat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya." Orang itu berkata, "Engkau benar."
Setelah mempelajari tanda-tanda beriman kepada malaikat, selanjutnya kita akan mempelajari tanda-tanda beriman kepada Rasul. Iman kepada Rasul adalah salah satu bagian penting dalam keimanan seorang dari itu, kita harus benar-benar mengimani setiap Rasul yang dikirimkan Allah sebagai penyampai agamaNya. Untuk lebih mudah memahaminya, berikut ini adalah beberapa tanda-tanda beriman kepada Rasul yang perlu diketahui1. Mempercayai keberadaan RasulAllah berfirmanءَامَنَ الرَّسُولُ بِمَآأُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُRasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya. Mereka mengatakan “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun dengan yang lain dari rasul-rasulNya,” dan mereka mengatakan “Kami dengar dan kami taat”. Mereka berdoa “Ampunilah kami, ya Rabb kami. Dan kepada Engkaulah tempat kembali”. [Al Baqarah285]Sebagaimana perintah Allah dalam Al Quran, maka sebagai seorang muslim yang baik kita harus percaya bahwa Allah mengirimkan Rasul untuk membawa ajaran agamanya. Allah berfirman,يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ءَامِنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَن يَكْفُرْ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًاWahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada RasulNya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. [An Nisaa’136].Baca jugaHukum Bersedekah Kepada Non MuslimSejarah di balik hari Asyura dalam islamHukum Wudhu Menggunakan GayungAmalan penghapus Dosa ZinaPenyebab Doa Tidak Dikabulkan Allah SWTManfaat Shalawat Nariyah2. Mempercayai Rasul adalah manusia pilihanRasul adalah duta yang menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta, Allah SWT. Rasul dipilih bukan karena ilmu atau usahanya seperti bertapa, melainkan karena dipilih langsung oleh Allah SWT. Allah berfirman,وَاللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَن يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِDan Allah menentukan siapa yang dikehendakiNya untuk diberi rahmatNya kenabian; dan Allah mempunyai karunia yang besar. [Al Baqarah105].قَالَ يَامُوسَى إِنِّي اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسَالاَتِي وَبِكَلاَمِي فَخُذْ مَآءَاتَيْتُكَ وَكُن مِّنَ الشَّاكِرِينَAllah berfirman “Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih melebihkan kamu dari manusia yang lain di masamu untuk membawa risalahKu dan untuk berbicara langsung denganKu, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”. [Al A’raf144].Baca jugaPutra Putri Abu Bakar Ash ShiddiqCara menerima ujian dari Allah SWTPenyebab Terhalangnya Jodoh dalam IslamCara Menghindari Pelet Menurut IslamHukum akad nikah di bulan ramadhan3. Percaya mukjizat RasulRasul tak hanya diberikan wahyu untuk disampaikan kepada manusia saja, tapi juga mukjizat sehingga para pengikutnya akan percaya kebesaran Allah SWT. Allah berfirman,تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ مِّنْهُم مَّن كَلَّمَ اللهُ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ وَءَاتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِRasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lain. Diantara mereka ada yang Allah berkata-kata langsung dengan dia dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mu’jizat, serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. [Al Baqarah253].Rasul bersabda,مَا مِنَ الْأَنْبِيَاءِ مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ قَدْ أُعْطِيَ مِنَ الْآيَاتِ مَا مِثْلُهُ آمَنَ عَلَيْهِ الْبَشَرُ“Tidak ada seorang nabi pun, kecuali diberi bukti-bukti mukjizat yang dengan semisal itu manusia beriman.” HR. Muslim4. Mengikuti ajaran RasulTindakan nyata sebagai bukti beriman kepada Rasul adalah dengan mengikuti ajaran Rasul. Tidak akan mungkin seseorang dianggap beriman jika ia justru bertentangan dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulnya. Allah berfirman,قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورُُ رَّحِيمُُ قُلْ أَطِيعُوا اللهَ وَالرَّسُولَ فَإِن تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْكَافِرِينَKatakanlah “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah “Ta’atilah Allah dan RasulNya; Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”. [Ali Imran31, 32]Baca jugaCara memilih calon pendamping sesuai syariat agamaTa’aruf menurut IslamPacaran dalam IslamHukum wanita non muslim memakai jilbabHukum wanita mengenakan jilbab motif menurut IslamMengikuti ajaran Rasul juga tidak bisa sembarangan hanya mengambil yang disukai lalu membuang yang tidak disukai. Seluruh ajaran yang dibawa para Rasul hendaknya diterima dan dilaksanakan dengan baik dan benar. Misalnya seperti dalam penghakiman suatu masalah yang diberitahukan oleh Allah lewat Al Quran,فَلاَ وَرَبِّكَ لاَيُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُواْ فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًاMaka demi Rabbmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman, hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. [An Nisaa65].5. Meneladani sifat dan sunnah RasulRasul bersabda,فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي – أي من يطول به العمر- فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًاSesungguhnya, barangsiapa yang hidup di antara kalian panjang umurnya, maka dia akan mendapatkan perbedaan yang sangat بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ مِنْ بَعْدِي عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِMaka hendaklah kalian berpegang teguh dengan Sunnah-ku, dan sunnah para khulafaur rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah peganglah sunnah tersebut dengan gerahammu. [HR Abu Daud]6. Teguh memegang agamaSeorang yang beriman pada Rasul adalah orang yang selalu teguh dalam memegang agama. Ia akan selalu melaksanakan perintah Allah sebagaimana yang diajarkan oleh para Rasul. Allah berfirman,أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِTegakkanlah agama dan jangan kalian berpecah belah tentangnya. [Asy Syura 13].7. Selalu bershalawat untuk RasulSeseorang yang mencintai dan mengimani Rasul tentu akan rajin bershalawat untuk Rasul. Sebagaimana perintah Allah SWT,إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” [Al-Ahzaab 56]Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaأَكْثِرُوا الصَّلاَةَ عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةَ الْجُمُعَةِ، فَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا.“Perbanyaklah kalian membaca shalawat kepadaku pada hari dan malam Jum’at, barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali.”Itulah tanda-tanda beriman kepada Rasul Allah yang perlu diketahui. Sungguh mengimani Rasul menjadi bagian penting dari keimanan kita semua. Semoga artikel ini semakin menambah keimanan kita pada Allah dan rasul-rasulNya. Aamiin. Diantaratanda - tanda orang beriman kepada rasul-rasul Allah adalah sebagai berikut: 1. Teguh Keimanannya Kepada Allah SWT Ketaatan kepada rasul adalah bukti keimanan kepada Allah swt. Banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang menyuruh kita untuk taat kepada Allah swt, disertai ketaatan pada para rasul-NYA, antara lain dalam surah An Nisa: 59, Ali Iman kepada para rasul Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah salah satu rukun dari rukun iman yang enam. Para Rasul Allah adalah manusia biasa sebagaimana yang lain. Akan tetapi mereka diberi berbagai sifat istimewa yang menjadikan mereka memiliki kelayakan untuk menyampaikan tugas menyampaikan risalah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk umat manusia. Mereka didukung dengan berbagai mukjizat sebagai bukti terkuat bahwa mereka adalah para utusan Allah yang harus diimani dan diikuti ajaran dan tuntunan hidupnya serta ditaati semua perintahnya dan dijauhi semua larangannya. Iman kepada para rasul memiliki banyak buah yang agung bagi kaum muslimin. Tulisan berikut ini akan membahas buah-buah iman kepara para rasul Allah dan banyak hal lain yang berhubungan dengannya. Definisi Nabi & Rasul Berikut ini penjelasan tentang definisi Nabi dan Rasul baik ditinjau dari segi bahasa maupun dari segi istilah syar’i Pengertian Nabi Secara Bahasa النبي Nabi, dalam bahasa Arab merupakan pecahan kata dari النبأ an-Naba’ yang berarti الخبر Al-Khabar berita’. Allah Ta’ala berfirman, عَمَّ يَتَسَاءلُونَ عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيم [النبأ 1-2] “Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?”. Mereka bertanya tentang berita besar hari kebangkitan.” [An-Naba’ 1-2] Seorang Nabi disebut sebagai Nabi karena dia adalah pemberi berita yang diberi kabar berita. Dia diberi kabar berita karena Allah memberi tahu dirinya dan memberi wahyu kepadanya. Allah Ta’ala berfirman, قَالَتْ مَنْ أَنْبَأَكَ هَذَا قَالَ نَبَّأَنِيَ الْعَلِيمُ الْخَبِيرُ [التحريم 3] “Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?”. Rasul menjawab, ”Yang telah memberitahuku adalah Dzat Yang Maha Tahu lagi Maha Teliti.” [At-Tahrim 3] Seorang Nabi itu memberi berita dari Allah Ta’ala tentang perintah-Nya dan wahyu-Nya. Allah Ta’ala berfirman, نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ [الحجر 49] “Beritahulah para hamba-Ku sesungguhnya Aku adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Al-Hijr 49] وَنَبّئْهُمْ عَن ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ [الحجر 51]. “Dan beritahulah mereka tentang tamu Ibrahim.” [Al-Hijr 51] Ada yang mengatakan bahwa kata النبوة an-nubuwwah kenabian’ itu merupakan pecahan dari kata النَّبْوَة an-Nabwah, yaitu bagian bumi tanah yang meninggi. Pengertian Nabi secara Istilah Bangsa Arab menyebut lafazh Nabi secara umum bagi tanda penunjuk arah di atas tanah. Kesesuaian antara lafazh Nabi dan makna secara bahasa adalah bahwa Nabi itu memiliki ketinggian dan kedudukan yang agung di dunia dan akhirat. Jadi para Nabi adalah orang yang paling mulia. Mereka adalah para figur manusia paling terkemuka yang melalui mereka umat manusia bisa mendapatkan petunjuk tidak tersesat sehingga dunia dan akhirat mereka menjadi baik. [Lihat Lisanul Arab 3/561, 573; Bashairu Dzawit Tamyiz 5/14; dan Lawami’ul Anwar Al-Bahiyyah 1/ 49 dan 2/265] Sumber Ar-Rusul war Risaalaat, karya Umar Al-Asyqar hal. 13.[i] Pengertian Rasul Secara Bahasa Kata الإرسال al-irsal secara bahasa berarti التوجيه at-taujih arahan’ . Apabila anda mengutus seseorang untuk suatu tugas maka dia adalah rasul utusan anda. Allah Ta’ala mengisahkan tentang ratu Saba’ sebagai berikut وَإِنِّي مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِمْ بِهَدِيَّةٍ فَنَاظِرَةٌ بِمَ يَرْجِعُ الْمُرْسَلُونَ [النمل 35 ] “Dan sesungguhnya aku akan mengutus kepada mereka dengan membawa sebuah hadiah. Maka aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh para utusan tersebut.” [An-Naml35] Terkadang yang dimaksud dengan Rasul adalah orang yang meneruskan berita – berita dari orang yang mengutusnya. Pengertian Rasul Secara Istilah Berdasarkan hal itu, maka para rasul itu disebut sebagai rasul karena mereka itu diarahkan oleh Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman, ثُمَّ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا تَتْرَا “Kemudian Kami utus para rasul Kami secara berturut-turut.” [Al-Mukminun 44] Para rasul tersebut adalah orang-orang yang diutus dengan risalah tertentu. Mereka diberi beban tanggung jawab untuk membawa risalah tersebut, menyampaikannya dan mengikutinya. [Lihat Lisanul Arab 2/1166-1167; Al-Mishbah Al-Munir, hal. 266]. Sumber Ar-Rusul war Risaalat, karya Umar Al-Asyqar, hal. 13.[ii] Perbedaan Nabi dan Rasul Dr. Muhammad Na’im Yasin mengatakan bahwa Nabi adalah setiap orang yang diberi wahyu oleh Allah Ta’ala baik dia diperintahkan untuk menyampaikan kepada orang lain atau tidak diperintah untuk menyampaikan kepada orang lain. Apabila tidak diperintah untuk menyampaikan maka dia adalah seorang nabi tapi bukan seorang rasul. Namun bila dia diperintahkan untuk menyampaikan maka dia seorang Nabi dan rasul. Demikikanlah. Sesungguhnya setiap rasul adalah seorang nabi dan tidak setiap nabi adalah seorang rasul. [lihat Syarh Al-Aqidah Ath-Thahawiyah, hal. 167 dan Syarh Mula Ali Al-Qari ala Al-Fiqh Al-Akbar, hal. 60][iii] Ini merupakan pendapat jumhur Ulama mayoritas Ulama.[iv] Sedangkan Syaikh Alawi bin Abdul Qadir As-Saqqaf dan Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar berpendapat tidak demikian. Menurut mereka perbedaan antara Nabi dan rasul adalah sebagai berikut Rasul adalah orang yang diberi wahyu dengan syariat yang baru sedangkan nabi adalah orang yang diutus untuk menetapkan syariat rasul yang sebelum dirinya.’ [Tafsir Al-Alusi 7/157] [Ar-Rusul war Risaalaat, Umar Al-Asyqar, hal. 14][v] Baca juga Pengertian Iman Kepada Kitab Allah Dalil Wajibnya Beriman Kepada Seluruh Nabi & Rasul آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللّهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ -٢٨٥- Rasul Muhammad beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya al-Quran dari Tuhan-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. Mereka berkata, “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” [Al-Baqarah 285] لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi. [Al-Baqarah 177] إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَن يُفَرِّقُواْ بَيْنَ اللّهِ وَرُسُلِهِ وَيقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَن يَتَّخِذُواْ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلاً -١٥٠- أُوْلَـئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقّاً وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَاباً مُّهِيناً -١٥١- وَالَّذِينَ آمَنُواْ بِاللّهِ وَرُسُلِهِ وَلَمْ يُفَرِّقُواْ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُمْ أُوْلَـئِكَ سَوْفَ يُؤْتِيهِمْ أُجُورَهُمْ وَكَانَ اللّهُ غَفُوراً رَّحِيماً -١٥٢- Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membeda-bedakan antara keimanan kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan, “Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian yang lain, ” serta bermaksud mengambil jalan tengah iman atau kafir, merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. Dan Kami Sediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan. Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan di antara mereka para rasul, kelak Allah akan Memberikan pahala kepada mereka. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. [An-Nisa’ 150-152] Nabi & Rasul Yang Disebut Dalam Al Quran Dan Sunnah Nabi dan rasul yang disebutkan di dalam Al-Quran berjumlah 25 orang. Mereka adalah AdamNuhIdrisShalihIbrahimHudLuthYunusIsmailIshaqYa’qubYusufAyyubSyu’aibMusaHarunIlyasa’DzulkifliDawudZakariaSulaimanIlyasYahyaIsaMuhammad shalawatullah wa salamuhu’alaihim ajma’in.[vi] Sedangkan para Nabi yang disebutkan di dalam as-Sunnah namun tidak disebutkan nama mereka di dalam Al-Quran berdasarkan penjelasan Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar adalah Nabi Syiits. Hal ini disebutkan di dalam hadits Abu Dzar radhiyallahu anhu secara marfu’ dan diriwayatkan oleh Ibnu Hibban di dalam shahihnya. [Lihat Al-Bidayah wan Nihayah 1/99]Nabi Yusa’ bin Nun. Berdasarkan hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Muslim. [Lihat Al-Bidayah wan-Nihayah 1/323][vii] Baca juga Urgensi Iman Kepada Hal Ghaib Penjelasan Makna Iman Kepada Para Rasul Berikut ini keterangan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin tentang Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam hal iman kepada para Rasul. Kami tuliskan secara ringkas tanpa disertai dalil-dalil yang melandasinya agar lebih ringkas. Bila menginginkan dalil-dalilnya bisa dirujuk di buku yang menjadi rujukannya di bagian endnote. Kita beriman bahwa Allah Ta’ala telah mengutus para rasul kepada makhluk-Nya umat manusiaKita beriman bahwa rasul yang pertama adalah Nuh dan yang terakhir adalah Muhammad ﷺ. Rasul yang paling utama adalah Muhammad ﷺ kemudian Ibrahim kemudian Musa, kemudian Nuh kemudian Isa bin berkeyakinan bahwa syariat Muhammad ﷺ itu sudah mencakup keutamaan-keutamaan syariat-syariat para rasul yang telah dikhususkan dengan beriman bahwa seluruh rasul itu manusia yang teah diciptakan. Mereka tidak memiliki sifat-sifat rububiyah sedikit beriman bahwa para rasul tersebut adalah para hamba Allah yang Allah muliakan dengan risalah. Allah menyebut mereka sebagai orang-orang yang berada pada tingkatan ubudiyah tertinggi dan dengan sebutan bernada beriman bahwa Allah Ta’ala telah menutup risalah-risalah dengan risalah Muhammad ﷺ. Allah mengutus Muhammad ﷺ ke seluruh umat beriman bahwa syariat Muhammad ﷺ adalah agama Islam yang Allah ridhai bagi para hamba-Nya dan bahwa Allah tidak menerima dari seorang pun agama selain berpandangan bahwa orang yang pada hari ini menyatakan ada agama yang dilaksanakan dan diterima di sisi Allah selain agama Islam, apakah itu agama Yahudi atau nasrani atau selain dari keduanya, maka dia telah kafir yang perlu diminta untuk bertaubat jika mau bertaubat. Apabila tidak mau bertaubat maka dihukum mati oleh pemerintahan Islam, pent sebagai orang murtad karena dia telah mendustakan berpandangan bahwa siapa yang mengkafiri risalah Muhammad ﷺ kepada seluruh umat manusia maka berarti dia benar-benar telah kafir terhadap seluruh rasul hingga kepada rasul yang dia nyatakan bahwa dia beriman kepadanya dan berpandangan bahwa tidak ada nabi setelah Muhammad rasulullah ﷺ. Siapa saja yang menyatakan kenabian setelah Nabi Muhammad ﷺ atau membenarkan orang yang mengklaim kenabian tersebut maka dia kafir karena dia telah mendustakan Allah dan rasul-Nya serta ijma’ kaum Muslimin.[viii] Baca juga Dalil Wajibnya Iman Kepada Allah Kaitan Iman Kepada Allah dan Kepada Rasul Mengenai kaitan antara iman kepada Allah dan iman kepada Rasul, Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar menjelaskan sebagai berikut “Orang-orang yang mengklaim dirinya beriman kepada Allah akan tetapi mereka kafir kepada para rasul dan kitab-kitab, mereka itu adalah orang-orang yang tidak mengagungkan Allah sesuai dengan keagungan Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman, وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِذْ قَالُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى بَشَرٍ مِنْ شَيْءٍ Mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya ketika mereka berkata, “Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.” [Al-An’am 91] Orang-orang yang mengagungkan Allah sesuai dengan keagungan-Nya dan mengetahui sifat-sifat Allah Ta’ala baik berupa ilmu, hikmah, dan rahmah kasih sayang, pasti mereka akan meyakini bahwa Allah pasti mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab karena hal ini memang merupakan konsekuensi logis dari sifat-sifat Allah tersebut. Allah tidak menciptakan makhluk secara sia-sia tanpa ada tujuan. Allah Ta’ala berfirman, أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدىً. ”Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja tanpa pertanggungjawaban?” [Al-Qiyamah 36] Siapa saja yang kafir terhadap para rasul sementara dia mengklaim dirinya beriman kepada Allah maka dia di sisi Allah adalah orang kafir yang imannya tidak bermanfaat bagi dirinya. Allah Ta’ala berfirman, إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلاً أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقّاً Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membeda-bedakan antara keimanan kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan, “Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian yang lain, ” serta bermaksud mengambil jalan tengah iman atau kafir, Merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. [An-Nisa’ 150-151] Ayat tersebut telah menetapkan atas kafirnya orang yang menyatakan dirinya beriman kepada Allah dan kafir kepada para rasul. وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ dan bermaksud membeda-bedakan antara keimanan kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, Al-Qurthubi berkata mengenai ayat ini, ”Allah Ta’ala telah menetapkan bahwa membedakan antara Allah dan para rasul-Nya itu kekafiran. Hal itu merupakan kekafiran karena Allah telah mewajibkan kepada manusia agar beribadah kepada-Nya dengan apa yang telah Dia syariatkan melalui lisan para rasul. Apabila umat manusia menentang para rasul, menolak syariat mereka dan tidak mau menerima syariat tersebut dari mereka berarti mereka menolak untuk melaksanakan penghambaan ubudiyah yang telah diperintahkan kepada manusia untuk melaksanakannya. Ini merupakan penentangan kepada Sang Pencipta Yang Maha Tinggi. Dan menentang Yang Maha Pencipta adalah kekafiran karena itu berarti meninggalkan kewajiban taat dan ubudiyah. Demikian pula dengan sikap membedakan antara Allah dan para rasul-Nya.” [Tafsir Al-Qurthubi 5/6][ix] Para rasul memiliki sifat-sifat wajib, sifat mustahil, dan Sifat yang tidak berkaitan dengan kepribadian. Sifat Wajib Para Nabi dan Rasul Shidiq jujur-benarAmanah terpercayaFathonah cerdasTabligh Menyampaikan Risalah Dalam kaitannya dengan rasul secara khusus berdasarkan madzhab jumhur ulama yang menyatakan bahwa para nabi tidak diperintahkan untuk melakukan tabligh. Sifat Mustahil Pada Nabi dan Rasul Sifat-sifat yang mustahil pada diri para nabi dan rasul adalah kebalikan dari sifat wajib tersebut yaitu Dusta, Khianat, Baladah dungu/tolol Menyembunyikan risalah. Sifat Jaiz Para Nabi dan Rasul Sedangkan sifat-sifat yang jaiz atau boleh ada pada para rasul adalah semua sifat yang mungkin ada pada manusia. Para rasul itu melakukan apa yang semua manusia lakukan seperti nikah. Serta bisa menimpa mereka apa yang menimpa manusia seperti tertimpa berbagai gejala penyakit biasa. Pembagian semacam ini disebutkan oleh sebagian ulama aqidah. Pembagian semacam ini bisa dibenarkan karena tidak bertentangan dengan dalil naqli maupun aqli. Wallahu a’lam.[x] Sifat Nabi dan Rasul Yang tidak berkaitan dengan kepribadian Sedangkan sifat-sifat rasul yang tidak berkaitan dengan kepribadian adalah sebagaimana diterangkan oleh Syaikh Adil Yusuf Al-Azzazi sebagai berikut[xi] Para rasul adalah manusia. Allah Ta’ala berfirman, قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ “Katakanlah Aku hanyalah manusia seperti kalian.” [al-Kahfi 110] Namun harus diingat. Kita harus memahami dan meyakini bahwa seorang rasul itu merupakan pilihan Allah dalam sifat-sifat fisik dan akhlak yang paling sempurna. Mereka adalah orang yang paling baik nasabnya. Oleh karenanya, para ulama menyebutkan di antara sifat mereka adalah Kecerdasan yang sempurna. Mereka adalah manusia yang paling berakal dan paling kuat Mereka adalah manusia yang paling benar ucapannya sehingga tidak akan pernah dusta Mereka adalah orang-orang kepercayaan Allah untuk menerima wahyu-Nya. Masih banyak sifat-sifat lainnya yang menunjukkan kemuliaan kualitas bawaan mereka. Para rasul adalah laki-laki. Allah Ta’ala berfirman, وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ Dan Kami tidak Mengutus rasul-rasul sebelum engkau Muhammad, melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami Beri wahyu kepada mereka. [Al-Anbiya’ 7] Baca juga Hikmah & Buah Iman Kepada Hari Akhir Keistimewaan Para Nabi & Rasul Para rasul diberi keistimewaan khusus yang tidak diberikan kepada manusia biasa. Berikut ini beberapa keistimewaan khusus yang dimiliki para rasul dan tidak diberikan kepada manusia biasa Mata mereka tertidur namun hatinya tidak tidur. فعن أنس بن مالك رضي الله عنه في حديث الإسراء والنبي نائمة عيناه، ولا ينام قلبه، وكذلك الأنبياء تنام أعينهم ولا تنام البخاري 3570. Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu dalam hadits isra’ “Nabi Muhammad ﷺ itu kedua matanya terpejam namun hatinya tidak tidur. Demikian pula para Nabi, mata mereka terpejam namun hati mereka tidak tidur.” [Hadits riwayat Al-Bukhari 3570] Para Nabi diberi pilihan ketika hendak meninggal dunia. فعن عائشة قالت سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول ما من نبي يمرض إلا خُيِّر بين الدنيا والآخرة. رواه البخاري 4586. Dari Aisyah dia berkata, ”Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, ”Tidak seorang Nabi pun yang sakit hendak meninggal kecuali dia diberi pilihan antara dunia dan akhirat.” [Hadits riwayat Al-Bukhari 4586] Para nabi dimakamkan di tempat mereka meninggal dunia. روى الإمام أحمد في مسنده بسند صحيح أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لم يقبر نبي إلا حيث يموت .صحيح رواه أحمد 1/ 7، وعبدالرزاق 3/ 516، وصححه الشيخ الألباني في صحيح الجامع 5201. Imam Ahmad meriwayatkan di dalam Musnadnya dengan sanad shahih bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, ”Tidak seorang pun Nabi yang dimakamkan kecuali di tempat dia meninggal.” [Shahih riwayat Ahmad 1/7, Abdurrazaq 3/516 dan Al-Albani menshahihkannya di dalam Shahih Al-Jami’ 5201] Bumi tidak memakan jasad para nabi. إن الله حرم على الأرض أن تأكل أجساد الأنبياء. صحيح رواه أبو داود 1531، والنسائي 3/ 91، وابن ماجه 1085. ”Sesungguhnya Allah telah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.” [Hadits shahih riwayat Abu Dawud 1531, An-Nasa’i 3/91 dan Ibnu Majah 1085] Para Nabi hidup di kubur mereka. فعن أنس بن مالك رضي الله عنه مرفوعًا قال الأنبياء أحياء في قبورهم يصلُّون ، أبو يعلى 6/ 147، وصححه الشيخ الألباني في السلسلة الصحيحة 621. Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu secara marfu’, dia berkata, ”Para Nabi itu hidup di kubur mereka. Mereka melaksanakan shalat.” [Hadits riwayat Abu Ya’la 6/147 dan Syaikh al-Albani menshahihkannya di dalam As-Silsilah Ash-Shahihah 621] Ini adalah kehidupan di alam Barzakh yang hanya diketahui oleh Allah Ta’ala bagaimana kehidupan tersebut. Kita tidak boleh membahas terlalu jauh untuk mengetahui hal tersebut dengan pendapat dan khayalan kita. Para nabi diberi kelebihan berupa diberi wahyu oleh Allah. قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ ”Katakanlah aku hanyalah manusia sebagaimana kalian yang telah diwahyukan kepadaku…” [Al-Kahfi 110] Al-Ishmah terpelihara dari kesalahan dalam menyampaikan risalah Allah dan terjaga dari dosa,pent Umat Islam telah ijma’ bersepakat bahwa para nabi itu ma’shum dalam mengemban risalah dan dalam menyampaikan risalah tersebut. Mendapat Mukjizat dari Allah Untuk menguatkan kepercayaan umat manusia akan kebenaran para Nabi dan Rasul, Allah Ta’ala menguatkan mereka dengan berbagai mukjizat, sesuatu yang membuat siapa pun tidak akan pernah mampu untuk melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan para Nabi dan rasul. Berikut beberapa mukjizat Allah yang diberikan kepada para nabi dan Rasul Mukjizat Nabi Ibrahim adalah selamat dari api yang dia dilemparkan ke Nabi Shalih alaihis salam adalah keluarnya unta betina untuk kaumnya dari Nabi Musa Terbelahnya laut dan munculnya sumber air dari batu ketika semua ketika dipukul dengan tongkat Nabi Musa. Bukit Thursina juga pernah diangkat di tas Bani Israel hingga mereka menerima Nabi Isa Menghidupkan orang mati dengan ijin Allah, menyembuhkan orang buta dan penyakit Muhammad ﷺ Al Quran al karim. Ini merupakan mukjizat terbesar yang masih ada sampai sekarang. Mukjizat lainnya adalah terbelahnya rembulan. Selengkapnya, silahkan baca artikel tentang mukjizat. Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Para Rasul Menurut keterangan Dr. Muhammad Na’im Yasin, kewajiban seorang muslim terhadap para rasul adalah Membenarkan para rasul Allah seluruhnya setelah beriman kepada mereka dan kepada risalah mereka dan tidak membeda-bedakan di antara para rasul bahwa setiap rasul yang diutus oleh Allah itu telah menunaikan amanatnya, menyampaikan risalah-Nya secara sempurna dan telah menjelaskannya dengan penjelasan yang gamblang, menyeluruh dan mereka dan tidak menyelisihi mereka karena hal itu termasuk ketaatan kepada bahwa mereka itu adalah makhluk yang paling sempurna ilmunya, amalnya, akhlaknya dan jujurnya. Allah Ta’ala memberi mereka berbagai keutamaan yang tidak diberikan kepada manusia lainnya. Allah menjaga mereka dan mensucikan mereka dari dusta,khianat dan menyembunyikan ilmu, tidak serius dalam menyampaikan risalah, dari dosa-dosa besar dan kecil. Terkadang sebagian dari mereka terjerumus dalam pelanggaran dan kesalahan kecil dibandingkan dengan kedudukan mereka yang tinggi. Misalnya, Adam alaihis salam memakan buah dari pohon di surga karena lupa. Namun mereka tidak terus menerus melakukannya dan segera bertaubat. Meyakini bahwa semua rasul itu lelaki dan manusia bahwa Allah Ta’ala mendukung para rasul dengan berbagai mukjizat yang sangat besar serta bukti-bukti nyata atas kebenaran ajaran yang mereka bawa itu berasal dari Allah Ta’ala.[xii] Baca juga Hikmah Beriman Kepada Malaikat Hikmah & Buah Iman Kepada Rasul Menurut Syaikh Abdullah bin Shalih Al-Qushayyir, buah-buah beriman kepada para rasul adalah sebagai berikut[xiii] Mengetahui rahmat Allah Ta’ala dan perhatian-Nya kepada para hamba-Nya dengan mengutus para rasul untuk menyeru mereka agar beribadah kepada Allah Ta’ala dan mengenalkan kepada mereka tata cara beribadah kepada Allah Ta’ala atas nikmat diutusnya para rasul untuk menunjuki umat manusia kepada ibadah kepada Allah Ta’ala yang merupakan sebab kebahagiaan di dunia dan untuk Allah Ta’ala berdasarkan bashirah, sebagai bentuk pengamalan kitab yang diturunkan dan mengikuti Nabi yang para rasul Allah alaihimush shalatu was salam karena mengetahui kecintaan Allah Ta’ala kepada mereka dan Allah memilih mereka kepada risalah-Nya karena di dalam risalah Allah tersebut ada tuntunan untuk mengikuti kebenaran, kasih sayang dan nasehat untuk umat mereka dalam berdakwah kepada Allah Ta’ala dalam hal bagusnya penjelasan, besarnya rasa santun mereka, sempurnanya kesabaran mereka terhadap sikap buruk kaumnya dan nasehat para rasul tersebut kepada mereka di segala bahwa akhir yang baik itu bagi orang bertakwa, pahala yang besar itu bagi orang yang bersabar dan berbuat karena Allah Ta’ala telah mengkhususkan umat ini dengan rasul-Nya yang paling mulia, penutup para rasul dan pemimpin mereka. Allah telah memberi petunjuk seorang Muslim untuk masuk ke dalam agama-Nya di atas syariat-Nya sehingga hal itu menjadikan mereka sebagai umat terbaik yang pernah ditampilkan kepada umat manusia. Baca juga Makna Beriman Kepada Qadha’ dan Qadar Tanya Jawab Seputar Para Nabi dan Rasul Sebagian orang bertanya-tanya, adakah informasi yang pasti mengenai jumlah para nabi dan rasul. Ada riwayat yang shahih yang menjelaskan tentang jumlah para nabi dan rasul. Berapa jumlah Nabi dan Rasul? Syaikh Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar mengatakan,’Hikmah Allah Ta’ala terhadap umat-umat sebelum kita menghendaki agar Dia mengutus pada setiap umat seorang pemberi peringatan. Allah tidak mengutus seorang rasul untuk umat manusia secara keseluruhan kecuali Muhammad ﷺ . Keadilan Allah menghendaki agar Dia tidak akan menyiksa seorang pun di antara makhluk-Nya, kecuali setelah tegak hujjah kepada mereka. Allah Ta’ala berfirman وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا “Kami tidak akan memberi siksaan, sampai Kami mengutus seorang rasul.” [ Al-Isra 15] Dari sini, jumlah para nabi dan rasul dalam sejarah umat manusia sangatlah besar. Allah berfirman وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ “Tidak ada satu pun umat, melainkan di lingkungan mereka telah ada sang pemberi peringatan.” [Fathir 24] Rasulullah ﷺ telah memberitahu kita tentang jumlah para nabi dan rasul. Dari Abu Dzar dia berkata, ”Aku berkata,’Wahai Rasulullah, berapakah jumlah rasul?” Beliau menjawab ثلاثمائة وبضعة عشر جمّاً غفيرا “Sekitar tiga ratus sekian belas orang. Banyak sekali.” Dalam riwayat Abu Umamah, Abu Dzar berkata, ” Wahai Rasulullah! Berapakah tepatnya jumlah para nabi ? ” Beliau menjawab, ” مِائَةُ أَلْفٍ وَأَرْبَعَةٌ وَعِشْرُونَ أَلْفًا الرُّسُلُ مِنْ ذَلِكَ ثَلَاثُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيرًا “Jumlah para nabi orang, 315 diantara mereka adalah rasul. Banyak sekali.” Hadits riwayat Ahmad di dalam Musnadnya. [Misykatul Mashabih 3/122. Muhaqqiq Al-Misykah, Syaikh Nashirudin Al-Albani mengatakan,’Isnadnya shahih.’][xiv] Demikian pembahasan tentang Iman kepada para rasul Allah Ta’ala dan buah-buah dari iman tersebut. Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Bila ada kebenaran dalam tulisan ini maka itu karena rahmat Allah semata. Dan bila ada kesalahan serta kekeliruan di dalamnya maka itu dari kami dan dari setan. Semoga Allah Ta’ala berkenan mengampuni semua kesalahan kami. [i] [ii] [iii] Al-Iman, Dr. Muhammad Na’im Yasin, Daru Umar Ibnil Khathab, Al-Iskandariyah, hal. 29. [iv] [v] [vi] Al-Iman, Dr. Muhammad Na’im Yasin, hal. 29. [vii] Ar-Rusul war Risaalat, Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar, Darun Nafaais, Kuwait, cetakan kempat, 1410 H / 1989 M, hal. 21. Secara ringkas. [viii] Aqidah Ahlis Sunnah wal Jama’ah, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, cetakan keempat, 1422 H, hal. 26-29 secara ringkas. [ix]Ar-Rusul war Risaalat, Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar, Darun Nafaais, Kuwait, cetakan kempat, 1410 H / 1989 M, hal. 16 [x] [xi] dengan diringkas. [xii] Al-Iman, Dr. Muhammad Na’im Yasin, hal 30-32 dengan ringkas. [xii] [xiv] Ar-Rusul war Risaalat, Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar, Darun Nafaais, Kuwait, cetakan kempat, 1410 H / 1989 M, hal. 17. Modelmodel iman yang mati, yang diakui sebagai "santo" oleh gereja melalui kanonisasi, dapat didoakan untuk membantu dalam mempertahankan iman kepada Tuhan. Ada lebih dari 4.000 orang suci. Jenazah mereka dianggap sebagai peninggalan suci yang dihormati. Pemujaan ini juga secara kategoris oleh Gereja Protestan sebagai ajaran yang tidak alkitabiah. IMAN KEPADA PARA RASUL ALLAHOleh Ustadz Kholid Syamhudi LcIman Keada Nabi dan Rasul Merupakan Salah Satu Rukun Iman Iman kepada para nabi dan rasul Allah, merupakan salah satu rukun seseorang itu tidak sah, sampai ia mengimani semua nabi dan rasul Allah dan membenarkan bahwa Allah telah mengutus mereka untuk menunjuki, membimbing dan mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya kebenaran. Ditambah juga keharusan membenarkan bahwa mereka telah menyampaikan apa yang Allah turunkan kepada mereka dengan benar dan sempurna, dan mereka telah berjihad dengan sebenar-benarnya di jalan dalil tentang kewajiban iman kepada para rasul, ialah sebagai berikut Allah berfirmanءَامَنَ الرَّسُولُ بِمَآأُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُRasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya. Mereka mengatakan “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun dengan yang lain dari rasul-rasulNya,” dan mereka mengatakan “Kami dengar dan kami taat”. Mereka berdoa “Ampunilah kami, ya Rabb kami. Dan kepada Engkaulah tempat kembali”. [Al Baqarah/2285].لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ باِللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ وَالْمَلَئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّنَ وَءَاتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقاَمَ الصَّلَوةَ وَءَاتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَآءِ وَالضَّرَّآءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَBukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya; dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. [Al Baqarah/2 177].يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ءَامِنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَن يَكْفُرْ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًاWahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada RasulNya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. [An Nisaa/4 136].Dalam ayat-ayat tersebut di atas, Allah memerintahkan kaum mukminin untuk beriman kepada Allah, RasulNya, Al Qur’an dan kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Hal ini menunjukkan kewajiban beriman kepada para sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits Jibril yang terkenal, ketika ditanya tentang iman, Beliau Shallallahu alaihi wa sallam menjawab أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْقَدَرِ كُلِّهِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِBeriman kepada Allah, malaikatNya, kitab-kitab suciNya, para RasulNya dan hari akhirat serta taqdir yang baik dan yang hadits ini, Rasulullah menjadikan iman kepada para rasul termasuk salah satu rukun iman. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata “Satu keharusan dalam iman, yaitu seorang hamba beriman kepada Allah, Malaikat, kitab-kitab suciNya, para RasulNya dan hari akhir. Dia harus beriman kepada seluruh rasul yang diutus dan seluruh kitab suci yang diturunkan.[1]Perbedaan Antara Nabi dan Rasul Para ulama berselisih pendapat dalam mendefinisikan nabi dan rasul[2]. Namun yang rajih kuat, menyatakan rasul adalah seorang yang mendapatkan wahyu dengan membawa syariat baru. Adapun nabi adalah seorang yang diberi wahyu untuk menetapkan syariat sebelumnya.[3]An-Nubuwah Kenabian Adalah Anugerah Ilahi An nubuwah kenabian merupakan perantara antara Sang Pencipta dengan makhlukNya dalam menyampaikan dari sisi makhluk, an nubuwah merupakan duta antara Allah dengan hambaNya, serta ajakan Allah kepada makhlukNya untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya kebenaran. Memindahkan makhlukNya dari kesempitan dunia menuju keluasan dunia dan akhirat. Sehingga kenabian merupakan nikmat petunjuk dari Allah kepada hambaNya dan anugerah Ilahi kepada ditinjau dari diri rasul tersebut, maka kenabian merupakan karunia Allah untuknya, pilihan Allah untuknya dari seluruh manusia dan hadiah yang Allah khususkan kepadanya dari seluruh makhluk.[4]Dengan begitu, kenabian tidak dapat dicapai dengan ketinggian ilmu, ibadah dan ketaatan. Kenabian juga tidak dapat dicapai dengan semedi, mengosongkan perut, meditasi dan yang lainnya. Namun kenabian merupakan anugerah Ilahi semata, dan pilihan dari Allah, sebagaimana firmanNyaاللهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلاَئِكَةِ رُسُلاً وَمِنَ النَّاسِ إِنَّ اللهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌAllah memilih utusan-utusanNya dari malaikat dan dari manusia; sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. [Al Hajj/2275].وَاللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَن يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِDan Allah menentukan siapa yang dikehendakiNya untuk diberi rahmatNya kenabian; dan Allah mempunyai karunia yang besar. [Al Baqarah/22105].Demikianlah, kenabian adalah kedudukan dan martabat yang tinggi, yang Allah khususkan kepada para nabi, semata-mata karena keutamaanNya, lalu Allah mempersiapkan dan memudahkan mereka mengembannya. Dengan keutamaan dan rahmatNya tanpa bersusah payah, Allah menjaga mereka dari pengaruh syetan dan menjaganya dari الَّذِينَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ مِن ذُرِّيَّةِ ءَادَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِن ذُرِّيَّةِ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْرَاءِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَا إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ ءَايَاتُ الرَّحْمَـنِ خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّاMereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayt-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. [Maryam/1958].Allah berfirman kepada Musaقَالَ يَامُوسَى إِنِّي اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسَالاَتِي وَبِكَلاَمِي فَخُذْ مَآءَاتَيْتُكَ وَكُن مِّنَ الشَّاكِرِينَAllah berfirman “Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih melebihkan kamu dari manusia yang lain di masamu untuk membawa risalahKu dan untuk berbicara langsung denganKu, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”. [Al A’raf/7 144].Demikian juga Allah menceritakan pernyataan Nabi Ya’qub kepada anaknya وَكَذَلِكَ يَجْتَبِيكَ رَبُّكَ وَيُعَلِّمُكَ مِنْ تَأْوِيلِ اْلأَحَادِيثِ وَيُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَعَلَى ءَالِ يَعْقُوبَ كَمَآأَتَمَّهَا عَلَى أَبَوَيْكَ مِن قَبْلُ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ إِنَّ رَبَّكَ عَلِيمٌ حَكِيمٌDan demikianlah Rabb-mu, memilih kamu untuk menjadi Nabi dan diajarkanNya kepadamu sebagian dari tabir mimpi-mimpi dan disempurnakanNya nikmatNya kepadamu dan kepada keluarga Ya’qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmatNya kepada dua orang bapakmu sebelum itu, yaitu Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya Rabb-mu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. [Yusuf/12 6].Ayat-ayat di atas jelas menunjukkan, bahwa kenabian bukanlah sesuatu yang dapat diraih dengan latihan dan pencarian dan angan-angan. Oleh karena itu, ketika kaum musyrikin berkataوَقَالُوا لَوْلاَ نُزِّلَ هَذَا الْقُرْءَانُ عَلَى رَجُلٍ مِّنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيمٍMengapa Al Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri Mekkah dan Thaif ini?” [Az Zukhruf/43 31]Maka Allah menjawab dengan firmanNyaأَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمُت رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجَمْعَوُنَApakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabb-mu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Rabb-mu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. [Az Zukhruf/43 32].Urgensi Iman Kepada Para Nabi dan Rasul Pertama Iman kepada kenabian an nubuwah adalah jalan mengenal untuk Allah dan mencintaiNya. Juga merupakan piranti untuk mencapai keridhaan Allah dan keselamatan dari adzabNya, serta menjadi dasar kebahagian dan keselamatan di dunia dan Islam Ibnu Taimiyah menyatakan “Iman kepada nubuwah merupakan dasar pokok keselamatan dan kebahagiaan. Barangsiapa yang tidak memahami benar permasalahan ini, akan bingung untuk mengetahui mana pintu petunjuk dan kesesatan, iman dan kufur, dan tidak dapat membedakan yang salah dan yang benar”.Kedua Kebutuhan hamba Allah untuk mengakui kenabian lebih besar dan mendesak daripada kebutuhan mereka terhadap udara, makanan dan minuman. Sebab, akibat kehilangan udara, makanan atau minuman hanyalah kematian dan kerugian dunia. Berbeda jika ia tidak mengakui kenabian, akan mengakibatkan kerugian di dunia dan Islam Ibnu Taimiyah berkata,”tanda-tanda kenabian termasuk menjadi bukti-bukti rububiyah Allah. Semuanya jelas dan nyata pada setiap orang, seperti kejadian yang tampak terlihat; karena makhluk membutuhkan pengakuan kepada Sang Pencipta dan para rasulNya.[5]Tidak diragukan lagi, setiap makhluk yang mukalaf membutuhkan untuk mengenal Allah, iman kepadaNya, beribadah kepadaNya dan mengenal para rasulNya serta mentaatiNya?. Oleh karena itu, Allah memudahkan hambanya untuk mendapatkan hal-hal Islam berkata,”Sesungguhnya sesuatu yang dibutuhkan pengenalannya oleh manusia seperti iman kepada Allah dan RasulNya, maka Allah menjabarkan dan memudahkan jalan mendapatkannya.[6]Kemudian Syaikh Islam Ibnu Taimiyah menambahkan “Demikianlah, setiap kali manusia sangat butuh mengenal sesuatu. Maka Allah memudahkan mereka dengan bukti-bukti yang mengenalkannya, seperti bukti-bukti yang menunjukkanNya, bukti-bukti kenabian RasulNya dan bukti-bukti ketentuan taqdir dan ilmuNya”.[7]Dalam masalah ini, Syaikh Islam Ibnu Taimiyah berkata “Sesungguhnya Allah menjadikan para rasul sebagai perantara antara Dia dengan hambaNya, dalam mengenalkan kepada mereka apa-apa yang bermanfaat dan yang merugikan mereka, dan menyempurnakan apa-apa yang mashlahat bagi kehidupan dunia dan akhirat mereka. Para rasul ini seluruhnya diutus untuk berdakwah kepada Allah, mengenalkan jalan untuk sampai kepada Allah dan menjelaskan keadaan mereka setelah sampai beliau rahimahullah menjelasakan beberapa pokok yang perlu diperhatikan Pokok pertama Mengandung penetapan sifat-sifat Allah, tauhid dan taqdir, serta penjelasan perlakuan Allah terhadap para wali dan musuhNya. Yaitu yang Allah kisahkan kepada hambaNya dan permisalan yang dibuat untuk Kedua Mengandung perincian syari’at, perintah, larangan dan perkara mubah, serta penjelasan apa-apa yang dicintai dan dibenci ketiga Mengandung iman kepada hari akhir, syurga, neraka, pahala dan Khalqu penciptaan dan al amru selain penciptaan, berporos kepada tiga pokok ini. Begitu pula kebahagiaan dan kesuksesan pun tergantung padanya. Tidak ada jalan untuk mengenal semua ini, kecuali dari para rasul; karena akal tidak mengerti perincian dan tidak dapat mengenal hakikatnya; walaupun akal dapat mengenal sesuatu yang darurat darinya secara global, seperti layaknya orang yang sakit, ia memerlukan obat dan orang yang mengobatinya, namun tidak mengetahui diagnosa penyakit dan resep hamba kepada risalah, jauh lebih besar dari kebutuhan orang sakit terhadap pengobatan. Pasalnya, karena batas perkiraan dengan tidak adanya thabib dokter adalah kematian badan. Sedangkan seorang hamba, jika tidak mendapatkan cahaya dan pancaran risalah, maka ia telah mati sebelum waktu ajalnya, dan tidak diarapkan akan ada kehidupan dalam dirinya untuk selamanya, atau ia akan sengsara dengan kesengsaraan yang tidak akan diselingi kebahagiaan selama-lamanya.. Oleh karena itu, tidak ada keberuntungan, kecuali hanya dengan mengikuti Rasul”[8]Ibnul Qayyim berkata “Dari sini diketahui, urgensi seorang hamba untuk mengenal rasul, ajaran dan membenarkan beritanya, serta mentaati perintahnya, melebihi segala kepentingan lainnya. Sebab, tidak ada jalan kebahagian dan kesuksesan di dunia dan akhirat, kecuali hanya di tangan para rasul. Tidak ada jalan mengenal kebaikan dan kejelekan secara terperinci, kecuali dari mereka. Dan tidak akan mendapatkan keridhaan Allah, kecuali dengan mereka. Perkara baik dari amalan, perkataan dan akhlak, tidak lain adalah petunjuk dan ajaran mereka. Amalan, perkataan dan akhlak mereka merupakan timbangan untuk seluruh amalan, perkataan dan akhlak manusia. Dengan mengikuti mereka, terseleksi orang yang mendapat petunjuk dan yang sesat. Sehingga kebutuhan manusia terhadap mereka lebih besar dari kebutuhan badan kepada nyawanya, mata terhadap cahaya dan nyawa terhadap kehidupannya. Apapun kepentingan dan kebutuhan yang terbetik, kepentingan dan kebutuhan hamba terhadap para rasul lebih tinggi di atasnya. Bagaimana tanggapan anda terhadap sosok yang petunjuk dan ajarannya jika hilang darimu sekejap mata saja akan merusak hatimu, dan menjadi seperti ikan yang terpisah dengan air dan diletakkan di penggorengan? Seperti itulah keadaan hamba ketika hatinya lepas dari ajaran para rasul, bahkan bisa lebih fatal lagi. Namun tidak akan ada yang merasakan hal ini, kecuali kalbu yang hidup”[9].Kandungan Iman Kepada Para Nabi dan Rasul Pertama Meyakini dengan benar dan mantap bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang mengajak untuk menyembah Allah saja dan mengkufuri sesembahan substansi dakwah para rasul, dari yang pertama sampai yang terakhir sama, yaitu mentauhidkan Allah dalam uluhiyah, rububiyah dan asma’ wa sifat nama dan sifat Allah, dan meniadakan lawannya atau meniadakan kesempurnaannya[10]. Begitulah, para nabi dan rasul membawa agama satu, yaitu Islam, dan setiap rasul menegaskan kepada kaumnyaيَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَالَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرُهُHai kaumku, sembahlah Allah, karena sekali-kali tidak ada ilah bagimu selain Dia. [Al Mu’minun/23 23].Dan firmanNyaوَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَDan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah thagut itu. [An Nahl/16 36].Seluruh syariat mengajak kepada tauhid. Itulah inti sari dakwah para rasul sejak Nabi Nuh Alaihissallam sampai Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa Islam Ibnu Taimiyah berkata “Inilah agama nabi yang pertama sampai nabi terakhir dan para pengikut mereka, yaitu Islam. Agama Islam itu, intinya ialah beribadah kepada Allah saja yang tidak ada sekutu bagiNya. Ibadah kepada Allah di setiap waktu dan tempat, yaitu dengan mentaati para rasulNya. Sehingga seorang hamba beribadah kepadaNya dengan tidak menyelisihi ajaran para rasul tersebut, sebagaimana orang yang Allah ceritakan dalam firmanNyaأَمْ لَهُمْ شُرَكَآؤُاْ شَرَعُوا لَهُم مِّنَ الدِّينِ مَالَمْ يَأْذَن بِهِ اللهُApakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyari’atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah. [Asy Syura/42 21].Tidaklah beriman kepada Allah, kecuali orang yang beribadah kepada Allah dengan mentaati para rasulNya. Dan tidaklah beriman kepada Allah dan beribadah kepadaNya, kecuali orang yang beriman kepada seluruh para rasul dan mentaati mereka. Sehingga setiap rasul ditaati sampai datang rasul berikutnya, lalu ketaatannya diberikan kepada rasul yang tersebut”.[11]Kedua Beriman bahwa para rasul adalah orang yang memberikan petunjuk dakwah dan bimbingan menuju hidayah, sebagaimana firman Allah إِنَّمَآأَنتَ مُنذِرٌ وَلِكُلِّ قَوْمٍ هَادٍSesunguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk. [Ar Ra’d/13 7].Dan لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ صِرَاطِ اللهِDan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Yaitu jalan Allah. [Asy Syura/42 52-53].Adapun hidayah taufiq, hanyalah di tangan Allah, Dialah yang membolak-balik hati dan mengatur segala perkara.[12]Ketiga Membenarkan kerasulan dan mengakui kenabian mereka. Meyakini bahwa mereka jujur dan benar dalam menyampaikan semua yang dari Allah. Mereka telah menyampaikan risalah Ilahi, serta menjelaskan kepada semua manusia semua, yang tidak mereka ketahui[13]. Para rasul tidak pernah menyembunyikan satu huruf pun dari risalah Ilahi. Mereka tidak merubah, menambah dan mengurangi dengan sesuatu. Allah berfirmanفَهَلْ عَلَى الرُّسُلِ إِلاَّ الْبَلاَغُ الْمُبِينُMaka tidak ada kewajiban atas para rasul, selain dari menyampaikan amanat Allah dengan terang. [An Nahl/16 35].Barang siapa yang mengkufuri salah seorang dari mereka, berarti telah mengkufuri seluruh para rasul dan kufur terhadap Allah yang mengutus mereka. Allah الرَّسُولُ بِمَآأُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُRasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya. Mereka mengatakan “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun dengan yang lain dari rasul-rasulNya,” dan mereka mengatakan “Kami dengar dan kami ta’at”. Mereka berdoa “Ampunilah kami ya Rabb kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali”. [Al Baqarah/2 285].إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَن يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَن يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلاً أُوْلاَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُّهِينًا وَالَّذِينَ ءَامَنُوا بِاللهِ وَرُسُلِهِ وَلَمْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُمْ أُوْلاَئِكَ سَوْفُ يُؤْتِيهِمْ أُجُورَهُمْ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًاSesungguhnya orang-orang kafir kepada Allah dan rasul-rasulNya, dan bermaksud memperbedakan antara keimanan kepada Allah dan rasul-rasulNya, dengan mengatakan “Kami beriman kepada yang sebahagian dan kafir terhadap sebahagian yang lain,” serta bermaksud dengan perkataan itu mengambil jalan tengah diantara yang demikian iman atau kafir, merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasulNya dan tidak membedakan seorangpun diantara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [An Nisaa/4 150-152].Keempat Beriman bahwa Allah meninggikan derajat sebagian rasul atas sebagian lainnya. Menjadikan Nabi Ibrahim Alaihissallam dan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam sebagai khalilNya. Berbicara kepada Nabi Musa Alaihissallam, mengangkat Nabi Idris Alaihissallam pada martabat yang tinggi, dan menjadikan Nabi Isa Alaihissallam sebagai hamba dan rasulNya serta Muhammad sebagai penutup para nabi dan rasul, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ مِّنْهُم مَّن كَلَّمَ اللهُ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ وَءَاتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِRasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lain. Diantara mereka ada yang Allah berkata-kata langsung dengan dia dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mu’jizat, serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. [Al Baqarah/2 253].وَاتَّخَذَ اللهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلاًDan Allah mengambil Ibrahim menjadi khalilNya kesayanganNya. [An Nisaa/4 125]قَالَ يَامُوسَى إِنِّي اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسَالاَتِي وَبِكَلاَمِي فَخُذْ مَآءَاتَيْتًكَ وَكُن مِّنَ الشَّاكِرِينَAllah berfirman “Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih melebihkan kamu dari manusia yang lain di masamu untuk membawa risalahKu dan untuk berbicara langsung denganKu, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu, dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”. [Al A’raf/7 144].وَكَلَّمَ اللهُ مُوسَى تَكْلِيمًاDan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. [An Nisaa/4 164]وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِدْرِيسَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَّبِيًّا وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّاDan ceritakanlah hai Muhammad kepada mereka, kisah Idris yang disebut di dalam Al Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. [Maryam/19 56-57].Kelima Beriman kepada para nabi dan rasul secara umum, baik yang telah kita ketahui maupun yang belum kita ketahui. Demikian juga beriman secara khusus kepada setiap nabi dan rasul yang telah Allah sebutkan namanya, dengan berkeyakinan bahwa Allah memiliki para rasul lainnya yang tidak Dia kisahkan. Allah berfirmanوَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلاً مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَDan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, diantara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. [Al Mu’min/40 78]Keenam Mentaati para nabi dan rasul dengan mengikuti seluruh perintah mereka dan menjauhi seluruh larangannya, serta berjalan di atas manhaj mereka. Karena, mereka telah menyampaikan syari’at dari Allah. Mereka sebagai contoh teladan bagi umat mereka. Allah memberikan kema’suman kepada mereka dalam menyampaikan berita dari Allah dan risalahNya menurut kesepakatan umat. Allah berfirman tentang Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورُُ رَّحِيمُُ قُلْ أَطِيعُوا اللهَ وَالرَّسُولَ فَإِن تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْكَافِرِينَKatakanlah “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah “Ta’atilah Allah dan RasulNya; Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”. [Ali Imran/3 31-32]Taat dan ibadah kepada Allah dengan mengikuti dan mencontoh mereka. Sedangkan yang menjadi kewajiban kita adalah beramal dengan syari’at rasul yang diutus kepada kita, yaitu Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang menjadi penutup sekalian para nabi dan rasul. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam diutus untuk segenap umat manusia. Allah berfirmanفَلاَ وَرَبِّكَ لاَيُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُواْ فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًاMaka demi Rabbmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman, hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. [An Nisaa/4 65].Demikianlah sebagian pembahasan mengenai iman kepada rasul. Mudah-mudahan bermanfaat.[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi Edisi 10/Tahun VIII/1425H/2004M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079] _______ Footnote [1] Ibnu Taimiyah, Al Furqaan Baina Aulia’ Ar Rahman Wa Aulia’ Asy Sayithan, hlm. 77, dinukil dari muqaddimah yang ditulis Dr. Abdulaziz bin Shalih Ath Thawiyan dalam kitab An Nubuwwah karya Ibnu Taimiyah, Cetakan I, Tahun 1420 H, Maktabah Adhwaa’ As Salaf, Riyadh, KSA hlm. 1/37. [2] Lihat lebih lengkap tulisan Ibnu Ahmad Al Lambunji berjudul Iman Kepada Rasul Allah, dalam Majalah As Sunnah, edisi 12/TahunVI/ 1423H/2003M hlm. 42-43. [3] Tim Kurikulum Aqidah, Muqarrar At Tauhid Li Shaf Ats Tsaani Al Ali Fi Al Ma’ahid Al Islamiyah, tanpa tahun dan penerbit, hlm. 57. [4] Diambil dari muqaddimah yang ditulis Dr. Abdulaziz bin Shalih Ath Thawiyaan dalam kitab Al Nubuwwah, karya Ibnu Taimiyah, hlm. 1/19 [5] Al Jawaabu Ash Shahih Liman Baddala Din Al Masiih, hlm. 5/435. [6] Ibnu Taimiyah, Daru Ta’arud Al Aql Wa An Naql, tahqiq Muhammad Rasyaad Saalim, tanpa tahun dan penerbit, hlm. 9/66 [7] Ibnu Taimiyah, Daru Ta’arud Al Aql Wa An Naql, tahqiq Muhammad Rasyaad Saalim, tanpa tahun dan penerbit, hlm. 10/129 [8] Majmu’ Fatawa, hlm. 19/96-97. Lihat muqaddimah kitab An Nubuwah, hlm. 1/20-22, dengan tambahan. [9] Ibnu Al Qayyim, Zaad Al Ma’ad Fi Hadyi Khairi Al Ibaad, tahqiq Syu’aib Al Arnauth dan Abdulqadir Al Arna’uth, Cetakan II, Tahun 1418, Muassasah Ar Risalah, Bairut, [10] Hisyam Abdulqadir, Mukhtashar Ma’arij Al Qabul Bi Syarhi Sullam Al Wushul Ila Ilmi Al Ushul Li Haafizh bin Ahmad Al Hakami, Cetakan II, tahun 1413H, Daar Ash Shafwah, Kairo, Mesir, hlm. 200, 201. [11] Ibnu Taimiyah, Al Jawaab Ash Shahih Liman Baddala Din Al Masih, tahqiq Dr. Ali Hasan Naashir, Dr. Abdulaziz Ibrahim Al Askar dan Dr. Hamdaan Muhammad Al Hamdan, Cetakan II, Tahun 1419 H, Daar Al Aashimah, Riyadh KSA, hlm. 1/83-84. [12] Mukhtashar Ma’arij Al Qabul, hlm. 201. [13] Dr. Shalih bin Fauzaan Al Fauzaan, Al Irsyaad Ila Shahih Al I’tiqaad Wa Ar Radd Ala Ahli Asy Syirik Wal Ilhaad, Cetakan Pertama, Tahun 1423 H, Dar Al Aashimah, Riyadh, KSA, hlm. 235. Home /A3. Aqidah Makna dan.../Iman Kepada Para Rasul... BacaJuga : Perhatikan kedua teks berikut ! Teks 1 Sekarang ini banyak terjadi penebangan hutan secara liar. Teks 1 Sekarang ini banyak terjadi penebangan hutan secara liar. Penebangan hutan secara liar akan mengakibatkan cadangan debit air berkurang,persediaan oksigen menurun dan rawan terjadi banjir.
Latihan Soal Pilihan Ganda Materi Iman Kepada Rasul ALLAH SWT Beserta Jawaban Membaca ayat-ayatnya sebelum Allah menunjukkan azab bagi insan yang melaksanakan kezaliman merupakan salah satu … rasul Allah. a. Sifat b. Fungsi c. Tanda penghayatan d. Pengertian Ucapan, sikap dan segala ketetapan rasul disebut … a. Al-Qur’an b. Hadist c. Ijtihad d. Ijma Nabi yang namanya dituturkan oleh Al-Qur’an dalam Surah Al-Kahfi ayat 65-82 bersama Nabi Musa as. yakni … a. Khidir a. s. b. Nuh a. s. c. Luth a. s. d. Yakub a. s. Berikut ini tugas-tugas para rasul, kecuali… a. Menyatukan iman b. Membimbing umat manusia c. Mengajarkan ketauhidan d. Mengajarkan berbuat aniaya Para rasul yang mempunyai keteguhan hati dan ketabahan yang sangat tinggi disebut… a. Ulul azmi b. Ulul kitab c. Ali imran d. Ahlu kitab Salah satu fungsi rasul adlah menceritakan ayat-ayat Allah. Hal ini terdapat pada surah.. a. Ibrahim 4 b. Al-a’raf 35 c. Ar-Ra’d 7 d. An-Nahl 36 Kitab injil diturunkan Allah SWT. pada nabi … a. Musa b. Isa c. Nuh d. Yahya Berikut ini tanda penghayatan iman kepada rasul, kecuali .. a. Berselisih dan suka menipu b. Berjuang untuk agama islam c. Berdakwah kepada yang lain d. Berbuat jujur dengan kehidupan sehari-hari Rasul Allah SWT. yang memperoleh sebutan khalilullah berjulukan .. a. Musa b. Isa c. Ibrahim d. Muhammad saw. Kebenaran anutan rasul ALLAH swt. sanggup dibuktikan insan melalui banyak sekali macam cara dan yang paling fundamental melalui kacamata.. a. Ilmu pengetahuan b. Kebiasaan c. Pengalaman d. Keimanan Dapat membelah lautan dengan izin Allah SWT. merupakan salah satu mukjizat nabi … a. Isa b. Muhammad saw c. Ibrahim d. Musa Umat isalm sanggup mengetahui jumlah nabi dan rasul melalui teks …. a. Al-qur’an dan hadits b. Hikmah c. Taurat dan suhuf d. Al-qur’an dan injil Pengalam iman kepada rasul yakni melaksanakan perintah Allah SWT. berikut ini yang termasuk melaksanakan perintah Allah adalah… a. Dendam b. Bepuasa c. Merusak d. Riya Rasul Allah yang mempunyai ketampanan yang sangat menonjol berjulukan .. a. Yunus b. Sulaiman c. Yusuf d. Nuh Sifat yang tidak mungkin dimiliki nabi dan rasul yakni .. a. Jujur b. Menyampaikan c. Mengolok-olok d. Ramah Nabi Muhammad saw. sebagai khatamunnabiyyin, arti kata khatamunnabiyyin adalah… a. Penutup para malaikat b. Penutup para penghulu c. Utusan terakhir d. Penutup untuk para nabi 1. Orang yang mendapatkan wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri dan orang lain dinamakan .... a. Nabi b. Rosul c. Malaikat d. Kyai Jumlah nabi yang wajib diimani umat islam ada .... a. 10 b. 5 c. 25 d. 114 Sifat fatonah yang dimiliki seorang rosul berarti .... a. Jujur b. Menyampaikan c. Pintar d. Dapat dipercaya Nabi yang mempunyai mu’jizat bisa berbahasa hewan yakni nabi .... a. Muhammad b. Isa c. Sulaiman d. Musa Kegunaan mu’jizat yang dimiliki seorang nabi yakni sebagai berikut .... a. Menyiksa kaum kafir b. Berlaku sombong kepada musuh Allah c. Mengalahkan musuh-musuh Allah d. Menjadikan nabi bisa semena-mena alasannya kuat Nabi yang tidak mempan terbakar oleh api yakni .... a. Nabi Muhammad b. Nabi Isa c. Nabi Luth d. Nabi Ibrahim Nabi Nuh diperintahkan oleh Allah untuk menciptakan .... a. Kapal b. Tongkat c. Gedung d. Pedang Semua nabi membuatkan anutan yang sama yaitu berupa anutan .... a. Sufi b. Mu’jizat c. Takbir d. Tauhid Nabi yang pernah ditelan oleh ikan paus yakni nabi .... a. Adam b. Yunus c. Nuh d. Hud Kemampuan yang dimiliki oleh Nabi Daud AS yakni .... a. Mampu menciptakan kapal b. Mampu menciptakan baju besi c. Mampu menciptakan gedung tinggi d. Mampu berjalan secepat angin Anak nabi Nuh yang membangkang perintahnyanya yakni .... a. Qobil b. Habil c. Kan’an d. Ismail Nabi Adam diturunkan dari nirwana alasannya terbujuk rayuan iblis untuk .... a. Meminta istri kepada Allah b. Membuat kerusakan di surga c. Memakan buah Khuldi d. Bermain-main dengan malaikat Wanita yang diciptakan Allah SWT sebagai pendamping Nabi Adam AS yakni .... a. Siti Aminah b. Siti Khodijah c. Siti Maryam d. Siti Hawa Sifat tidak mungkin yang dimiliki seorang nabi yakni .... a. Pembohong b. Jujur c. Dapat dipercaya d. Pintar Nabi yang diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih anaknya sendiri yakni nabi .... a. Ismail b. Ibrahim c. Nuh d. Musa Kaum yang dihadapi Nabi Luth diberi Azab oleh Allah SWT alasannya kebiasaan mereka yang berupa .... a. Menyembah sapi b. Menyembah matahari c. Mencintai sesama jenis d. Mencintai bulan dan bintang Kaun nabi Nuh diberikan Azab oleh Allah SWT berupa .... a. Tanah longsor b. Angin topan c. Banjir besar d. Gempa bumi Nabi yang dianugerahi Allah SWT dengan kerajaan yang sangat megah yakni nabi .... a. Ibrahim b. Isa c. Dzulkifli d. Sulaiman Nabi yang menerima sebutan sebagai bapak para nabi yakni .... a. Nabi Muhammad b. Nabi Isa c. Nabi Adam d. Nabi Ibrahim Raja yang memusuhi nabi Musa yakni .... a. Raja Fir’aun b. Raja Abrahah c. Raja Namrud d. Raja Babilonia Ujian yang diberikan kepada nabi Ayyub yakni .... a. Sakit kulit di sekujur tubuhnya b. Kaum yang menyukai judi c. Anak yang suka membantah d. Raja yang sangat kejam Ayah nabi Muhammad berjulukan .... a. Abdul Muthalib b. Abdullah c. Abdul Wahab d. Abu Thalib Nabi yang merupakan epilog para nabi yakni .... a. Nabi Adam b. Nabi Sulaiman c. Nabi Ibrahim d. Nabi Muhammad Jawaban b. Fungsi b. Hadist a. Khidir a. s. d. Mengajarkan berbuat aniaya a. Ulul azmi b. Al-a’raf 35 b. Isa a. Berselisih dan suka menipu d. Muhammad saw. d. Keimanan d. Musa a. Al-qur’an dan hadits b. Bepuasa c. Yusuf c. Mengolok-olok d. Penutup untuk para nabi b. Rosul c. 25 c. Pintar c. Sulaiman c. Mengalahkan musuh-musuh Allah d. Nabi Ibrahim a. Kapal d. Tauhid b. Yunus b. Mampu menciptakan baju besi c. Kan’an c. Memakan buah Khuldi d. Siti Hawa a. Pembohong b. Ibrahim c. Mencintai sesama jenis c. Banjir besar d. Sulaiman d. Nabi Ibrahim a. Raja Fir’aun a. Sakit kulit di sekujur tubuhnya b. Abdullah d. Nabi Muhammad
Berikutini 4 Cara Mencintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang benar yang harus terkumpul semuanya dalam diri seseorang yang mengaku mencintai beliau: Mentaati perintah beliau, Membenarkan berita dan kabar yang beliau bawa, Menjauhi apa yang dilarangan dan dicegah oleh beliau serta. Tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan
Iman kepada Rasul swt. Dapat diwujudkan dalam beberapa sikap yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Berikut ini sikap yang bukan cerminan bentuk keimanan kepada para Rasul adalah? Indah senantiasa giat dan rajin bekerja mencari rezeki yang halal, sesuai dengan keahliannya. karena orang-orang yang beriman kepada rasul tidak akan menjadi orang-orang yang malas bekerja, duduk berpangku tangan, tidak mau berusaha sehingga hidupnya menjadi beban orang lain Fauzi selalu melakukan usaha-usaha agar kualitas hidupnya meningkat ke derajat yang lebih tinggi Johan selalu berdakwah agar ajaran yang dibawa rasul sirna Hamid berusaha melaksanakan seruan rasul untuk beribadah hanya kepada Allah Swt Kunci jawabannya adalah C. Johan selalu berdakwah agar ajaran yang dibawa rasul sirna. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, iman kepada rasul swt. dapat diwujudkan dalam beberapa sikap yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari hari. berikut ini sikap yang bukan cerminan bentuk keimanan kepada para rasul adalah johan selalu berdakwah agar ajaran yang dibawa rasul sirna.
. 97 124 60 258 78 280 455 292

berikut ini tanda penghayatan iman kepada rasul kecuali