Abstrak Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah 1 untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, 2 meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, dan 3 meningkatkan partisipasi masyarakat dalam hal kebersihan dan kesehatan lingkungan sehingga tercipta perilaku hidup dan lingkungan yang bersih, asri, nyaman, dan sehat. Mitra kerjasama kegiatan ini adalah warga Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat terdiri dari tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada Tahap persiapan, tim pengabdian melakukan pra kunjungan ke tempat Mitra. Tahap Pelaksanaan terdiri dari kegiatan penyuluhan kepada warga tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan kemudian dilanjutkan dengan aksi lapangan berupa kerjabakti membersihkan lingkungan bersama warga. Tahap Evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan yang telah dilakukan. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa seluruh warga telah memiliki pemahaman dan perilaku yang peduli lingkungan hidup asri, nyaman, dan The purpose of this community service is 1 to build public awareness on hygiene and environmental health, 2 to increase public knowledge in environmental management, and 3 Increase participation In terms of hygiene and environmental health and thus create a living behavior and a clean, beautiful, comfortable, and healthy environment. The cooperation partner of this activity is the residents of South Jakarta and East Jakarta. The method of implementation of devotion to the community consists of three stages, namely preparation, implementation, and evaluation. At the preparatory stage, the team commits pre-visits to the partner site. The implementation phase consists of counseling activities to citizens about the importance of hygiene and environmental health and then continued with the action field in the form of cooperation to clean the environment with the citizens. The evaluation stage is done to measure the success rate of an activity that has been done. The results show that all citizens have had an understanding and behavior that cares about a beautiful, comfortable, and healthy living environmentContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 JMM Jurnal Masyarakat Mandiri Vol. 4, No. 1, Maret 2020, Hal. 1-9 e-ISSN 2614-5758 p-ISSN 2598-8158 MEMBANGUN KESADARAN MASYARAKAT DALAM MENATA LINGKUNGAN YANG ASRI, NYAMAN, DAN SEHAT Kasih Haryo Basuki1, Novrita Mulya Rosa 2, Edward Alfin3 1,2,3Pendidikan Matematika, Universitas Indraprasta PGRI JakaRTa, Indonesia 2muly4ros4 3edwardalfin AbstrakTujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah 1 untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, 2 meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, dan 3 meningkatkan partisipasi masyarakat dalam hal kebersihan dan kesehatan lingkungan sehingga tercipta perilaku hidup dan lingkungan yang bersih, asri, nyaman, dan sehat. Mitra kerjasama kegiatan ini adalah warga Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat terdiri dari tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada Tahap persiapan, tim pengabdian melakukan pra kunjungan ke tempat Mitra. Tahap Pelaksanaan terdiri dari kegiatan penyuluhan kepada warga tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan kemudian dilanjutkan dengan aksi lapangan berupa kerjabakti membersihkan lingkungan bersama warga. Tahap Evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan yang telah dilakukan. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa seluruh warga telah memiliki pemahaman dan perilaku yang peduli lingkungan hidup asri, nyaman, dan sehat. Kata kunci Kesadaran masyarakat; Perilaku hidup; Hidup bersih; Hidup sehat; Lingkungan asri dan nyaman. Abstract The purpose of this community service is 1 to build public awareness on hygiene and environmental health, 2 to increase public knowledge in environmental management, and 3 Increase participation In terms of hygiene and environmental health and thus create a living behavior and a clean, beautiful, comfortable, and healthy environment. The cooperation partner of this activity is the residents of South Jakarta and East Jakarta. The method of implementation of devotion to the community consists of three stages, namely preparation, implementation, and evaluation. At the preparatory stage, the team commits pre-visits to the partner site. The implementation phase consists of counseling activities to citizens about the importance of hygiene and environmental health and then continued with the action field in the form of cooperation to clean the environment with the citizens. The evaluation stage is done to measure the success rate of an activity that has been done. The results show that all citizens have had an understanding and behavior that cares about a beautiful, comfortable, and healthy living environment. Keywords Community awareness; Life behavior; Clean life; Healthy living; Beautiful and comfortable environment. Article History Received 30-11-2019 Revised 13-02-2020 Accepted 24-02-2020 Online 01-03-2020 This is an open access article under the CC–BY-SA license 2 JMM Jurnal Masyarakat Mandiri Vol. 4, No. 1, Maret 2020, hal. 1-9 A. LATAR BELAKANG Lingkungan yang bersih dan sehat adalah lingkungan yang bebas dari berbagai kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah dan bau. Lingkungan yang bersih dan sehat berarti harus bebas dari virus, bakteri dan berbagai vektor penyakit serta bebas dari bahan kimia berbahaya. Namun, masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan selalu menjadi polemik di masyarakat. Penduduk yang tinggal di daerah pemukiman kumuh mempunyai kejadian penyakit menular dan kecelakaan dalam rumah yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tinggal di lingkungan pemukiman yang lebih baik Keman 2005, Darmawan, 2016. Menurut Soemarwoto 2011, faktor yang sangat penting dalam permasalahan lingkungan ialah besarnya populasi penduduk. Pertumbuhan penduduk yang cepat, kebutuhan akan pangan, bahan bakar, tempat pemukiman dan lain kebutuhan serta limbah domestik juga bertambah dengan cepat. Pertumbuhan penduduk ini telah mengakibatkan perubahan besar dalam lingkungan hidup, terutama di Negara berkembang yang tingkat ekonomi dan teknologinya masih rendah. Kerusakan hutan dan tata air yang disertai kepunahan tumbuhan dan hewan, erosi tanah, serta sanitasi yang buruk. Persoalan lingkungan hidup adalah masalah perilaku manusia. Hal ini berarti akar masalah lingkungan hidup yang kita hadapi adalah perilaku manusia dalam memperlakukan alam Freeman, 2013. Kerusakan lingkungan merupakan manifestasi pengembangan dari permasalahan sosial dan lingkungan yang saling terkait Kementerian Lingkungan Hidup, 2012. Masalah lingkungan merupakan masalah nyata yang dihadapi manusia dan disebabkan pola perilaku manusia yang tidak selaras dengan lingkungan Adisendjaja & Romlah, 2008. Lingkungan yang kotor dapat menimbukan berbagai macam penyakit Sidik & Wiratama, 2013. Kepedulian masyarakat yang rendah terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan menyebabkan kondisi lingkungan yang kotor. Banyak aktivitas masyarakat yang berdampak buruk terhadap kualitas lingkungan. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah di sungai atau selokan yang dapat menyebabkan meluapnya air sungai atau banjir yang tak terduga. Pengelolaan sampah dan limbah yang kurang baik, meningkatnya penggunaan bahan-bahan yang tidak mampu didegradasi oleh alam memperparah kualitas lingkungan. Peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan manusia semakin meningkat setiap harinya, sehingga kondisi tersebut tidak dapat diantisipasi. Hal ini menyebabkan terjadinya eksploitasi yang sangat besar. Eksploitasi ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup yang mengancam habitat mahkluk hidup. Penerapan pendidikan lingkungan hidup di sekolah diharapkan dapat menjadi pelopor yang memiliki rasa peduli akan tanggung jawab lingkungan, menjaga, dan melestarikan lingkungan hidup Sya’ban, 2017. Upaya Pencegahan terjadinya masalah lingkungan di masa depan memerlukan upaya nyata yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan, salah satunya dengan menumbuhkan sikap peduli lingkungan melalui pendidikan lingkungan kepada anak-anak sejak usia dini Adriansyah, Sofia, & Rifayanti, 2019. 3 Kasih Haryo Basuki, Membangun Kesadaran Masyarakat ... Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan, dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat Shalahuddin, Rosidin, & Nurhakim, 2018. Dalam PHBS juga dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan advocacy, bina suasana social support dan pemberdayaan masyarakat empowerment. Proverawati, Atikah, & Rahmawati, 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang harus dilakukan oleh setiap individu/keluarga/kelompok sangat banyak, dimulai dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/keluarga/kelompok dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat Erna & Wahyuni, 2011. Kualitas lingkungan pemukiman sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Penduduk yang menempati lingkungan permukiman yang bersih dan sehat umumnya juga dalam keadaan sehat, sebaliknya penduduk yang menempati lingkungan permukiman yang jelek dan tidak teratur mereka mengalami bermacam-macam penyakit diantaranya radang paru, TBC, bronchitis, tipus, disentri, influenza dan sebagainya. Oleh karena itu perlu adanya peran seRTa masyarakat dan aparat pemerintah untuk menciptakan lingkungan bersih dan sehat. Menurut Fitriyani, 2008 didukung oleh Priyana, 2016, semakin baik sumber air, maka semakin rendah kemungkinan terjadinya suatu penyakit terutama penyakit yang disebabkan oleh air. Salah satu sasaran PHBS adalah tatanan rumah tangga, maka kelompok melakukan asuhan dengan menerapkan strategi promkes pada tatanan rumah tangga. Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan salah satu upaya strategis untuk menggerakan dan memberdayakan keluarga atau anggota rumah tangga untuk berprilaku PHBS. PHBS dirumah tangga di arahkan untuk memberdayakan setiap keluarga atau anggota rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan mengupayakan lingkungan yang sehat, mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada, serta berperan aktif mewujudkan kesehatan masyarakatnya dan mengembangkan upaya kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. Oleh karena itu kegiatan PHBS dirumah tangga pelaksanaannya dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu RT, RW, Dusun, kampung, Desa/Kelurahan. Menurut Din 2016 agar pelaksanaan PHBS berjalan dengan baik dan berkesinambungan perlu melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait, serta melibatkan peran serta masyarakat mulai dari perencanaan sampai tahap evaluasi. 4 JMM Jurnal Masyarakat Mandiri Vol. 4, No. 1, Maret 2020, hal. 1-9 Menurut Taringan dalam Sidik et al., 2013, mengatakan bahwa pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ada dua, positif dan negatif. Pengaruh positif, karena didapat elemen yang menguntungkan hidup manusia seperti bahan makanan, sumber daya hayati yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraannya seperti bahan baku untuk papan, pangan, sandang, industi, mikroba dan serangga yang berguna dan lain-lainnya. Adapula elemen yang merugikan seperti mikroba patogen, hewan dan tanaman beracun, hewan berbahaya secara fisik, vektor penyakit dan reservoir penyebab dan penyebar penyakit, Kebersihan dan kesehatan lingkungan menjadi tanggung jawab bersama masyarakat dan aparat pemerintah. Ketua RT dan RW sebagai aparat yang paling dekat dan dapat menjangkau masyarakat hendaknya sebagai perintis dalam menggalakkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan. Dengan cara ini diharapkan masyarakat dapat menyadari akan kebutuhan pokok mengenai pemukiman yang sehat. Masyarakat perlu diberi pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya permukiman yang bersih dan sehat melalui berbagai media sosialisasi atau pelaksanaan program pemerintah yang menitikberatkan pada peningkatan partisipasi masyarakat setempat untuk memelihara dan mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi lingkungan menjadi lebih baik. Menjaga kebersihan lingkungan melalui tata hijau sebagai upaya meningkatkan kualitas lingkungan, pengelolaan sampah, dan sanitasi lingkungan masih perlu pendampingan dan pembinaan melalui kegiatan-kegiatan sosialisasi berupa penyuluhan dan pelatihan Moniaga & Warouw, 2016. Lembaga perguruan tinggi dapat menjadi mitra pembantu pemerintah dalam mensosialisasikan pentingnya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Hal ini merupakan bagian dari Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup PKLH. PKLH adalah pendidikan lingkungan hidup dalam konteks internalisasi secara langsung maupun tidak dalam membantuk kepribadian mandiri serta pola tindak dan pola fikir peserta didik sehingga dapat merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari Nur, 2019. Didalam UU RI No 29 Tahun 2009. Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pengertian Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu kami tergerak untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat PKM dengan tema membangun kesadaran masyarakat dalam menata lingkungan yang asri, nyaman dan sehat. Target pelaksanaan kegiatan PKM ini adalah warga RT 01 dan 02, RW 08, Kel. Pejaten Timur, Kec. Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan dan warga Kampung Pulo RT 07, 08 dan 09, RW 03, Kel. Kampung Melayu, Kec. Jatinegara, Kota Jakarta Timur. Warga di permukiman stasiun Pasar Minggu dan Kampung Pulo ini secara umum tingkat ekonomi dan pendidikannya beragam. Kesadaran warga akan kebersihan dan kesehatan lingkungan masih rendah. Hal ini terlihat dari pengelolaan lingkungan yang minim dari warga setempat sehingga kondisi lingkungan menjadi tidak terawat sehingga melalui kegiatan PKM ini diharapkan dapat meningkatkan kerjasama warga agar peduli dengan masalah kebersihan 5 Kasih Haryo Basuki, Membangun Kesadaran Masyarakat ... dan kesehatan lingkungan baik untuk diri sendiri maupun komunitas dimana mereka tinggal, membangun pola hidup sehat, kepedulian dan rasa solidaritas sosial yang baik dari warga masyarakat dalam penataan lingkungan kehidupan masyarakat sehingga tercipta PHBS seRTa dapat membuat lingkungan yang Asri, Nyaman, dan Sehat. B. METODE PELAKSANAAN Metode pelaksanaan kegiatan yang dilakukan tim Pengabdian Kepada Masyarakat PKM ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu 1. Tahap persiapan. Pada tahap ini tim PKM melakukan survei pendahuluan untuk mengetahui kondisi target kegiatan dengan menganalisis kondisi tempat yang akan digunakan, kondisi peserta yang akan diberikan perlakuan dan menyusun rancangan kegiatan yang akan dilakukan. Koordinasi dengan RT dan RW berkaitan dengan penentuan jadwal peRTemuan, tempat dan agenda pertemuan. 2. Tahap Pelaksanaan, Pada tahap ini tim PKM melakukan penyuluhan kepada masyarakat dengan menyampaikan materi mengenai pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan, dilanjutkan dengan aksi lapangan yaitu kerja bakti bersama warga. 3. Tahap Evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan yang telah dilakukan. Adapun skema kegiatan pengabdian masyarakat disajikan pada Gambar 1 berikut Gambar 1. Diagram Alir Program Kegiatan Pengabdian Masyarakat C. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat PKM dilakukan di dua lokasi mitra pengabdian yang berbeda yaitu warga RT. 01 dan 02, RW. 08, Kel. Pejaten Timur, Kec. Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan dan warga Kampung Pulo RT. 07, 08 dan 09, RW 03, Kel. Kampung Melayu, Kec. Jatinegara, Kota Jakarta Timur. Realisasi kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahapan. 6 JMM Jurnal Masyarakat Mandiri Vol. 4, No. 1, Maret 2020, hal. 1-9 Tahap pertama adalah tahap persiapan. Pada tahap ini tim PKM melakukan survei pendahuluan untuk mengetahui kondisi dengan menganalisis kondisi wilayah mitra yang akan digunakan kegiatan abdimas. Secara umum permasalahan kedua mitra sama yaitu Kesadaran warga akan kebersihan dan kesehatan lingkungan masih rendah. Hal ini terlihat dari pengelolaan lingkungan yang minim dari warga setempat sehingga kondisi lingkungan menjadi tidak terawat. Kondisi ini dapat dilihat pada Gambar 2 berikut. a b Gambar 2. a Kondisi lingkungan di RW 08, Pejanten Timur, Pasar Minggu sebelum kerja bakti.b Kondisi lingkungan di RW 03, Kampung Pulo, Jatinegara Barat sebelum kerja bakti. Tahap kedua yaitu pelaksanaan. Pelaksanaan dimulai dengan kegiatan penyuluhan akan pentingnya menciptakan lingkungan yang bersih untuk mencapai lingkungan yang asri, nyaman dan sehat. Pemberian materi penyuluhan disampaikan dengan metode ceramah oleh Ibu Riajeng Kristiana, Dosen Matakuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Universitas Indraprasta PGRI Jakarta. Pada penyuluhan dilokasi mitra pengabdian pertama Kelurahan Pejaten Timur dihadiri perwakilan warga sebanyak 12 orang, sedang dilokasi mitra pengabdian kedua Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu dihadiri perwakilan warga sebanyak 15 orang. Adapun materi penyuluhan yaitu tentang 1 Peran lingkungan dalam menimbulkan penyakit, 2 Hubungan manusia dan lingkungan, 3 Pengertian kesehatan lingkungan, 4 Ruang lingkup kesehatan lingkungan, 5 Pengertian Pola Hidup Bersih dan sehat PHBS, 6 Tujuan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat, 7 Indikator lingkungan sehat, 8 Bahaya/gangguan yang dapat ditimbulkan oleh sampah, dan 9 Keuntungan membuang sampah dengan benar. Pada penyuluhan ini terjadi tanya jawab interaktif antara tim PKM dengan warga setempat. Warga cukup antusias mengikuti penyuluhan. Wawasan warga tentang lingkungan yang nyaman, asri dan sehat pun bertambah. Adapun proses pelaksanaan penyuluhan dapat dilihat pada Gambar 3 berikut. 7 Kasih Haryo Basuki, Membangun Kesadaran Masyarakat ... a b Gambar 3. a Kegiatan Penyuluhan di RW. 08, Pejanten Timur, Pasar Minggu b Kegiatan Penyuluhan di RW. 03, Kampung Pulo, Jatinegara Barat Kegiatan selanjutnya adalah aksi lapangan berupa kerjabakti bersama warga untuk mebersihkan lingkungan. Secara umum kondisi lingkungan cukup memprihatinkan, banyak sampah berserakan dan saluran pembuangan air tidak berfungsi dengan baik. Oleh karena itu diadakan kerjabakti untuk menciptakan lingkungan yang asri, nyaman,dan sehat. Pada kegiatan ini, tim memberikan pemberian trashbag, tempat pembuangan sampah dan gerobak sampah yang dapat dimanfaatkan oleh warga. Setelah lingkungan terlihat bersih dan sehat, kegiatan selanjutnya adalah menanam tanaman yang dapat berfungsi menciptakan suasana yang asri. Dampak yang terlihat secara langsung pada saat kegiatan berlangsung adalah minat dan antusiasme peserta yang besar dalam mengikuti kegiatan, mulai dari perkenalan, penyampaian materi, tanya jawab, kegiatan kerjabakti sampai evaluasi. Pada kegiatan ini kesadaran masyarakat terhadap permasalahan kebersihan dan kesehatan lingkungan mulai muncul. Peningkatan pemahaman masyarakat dalam hal pengelolaan lingkungan terwujud. Banyak warga masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan kerjabakti membersihkan lingkungan. Kualitas kebersihan dan kesehatan lingkungan warga meningkat sehingga diharapkan terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat serta lingkungan yang asri, nyaman dan sehat. Hal ini menunjukkan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat berjalan sesuai dengan tujuan, seperti yang dinyatakan Setyawati 2019 bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat mempunyai tujuan di antaranya menjalin erat hubungan antara lembaga perguruan tinggi sebagai sumber ilmu pengetahuan dengan masyarakat dan pemerintah setempat terintegrasi dengan baik sesuai Gambar 4 berikut. a b Gambar 4. a Kegiatan kerjabakti bersama warga; b Penampakan Lingkungan setelah Kerjabakti. 8 JMM Jurnal Masyarakat Mandiri Vol. 4, No. 1, Maret 2020, hal. 1-9 Evaluasi kegiatan pengabdian dilakukan dengan cara membandingkan pengetahuan dan pemahaman warga sebelum dan sesudah kegiatan pengabdian masyarakat. Pada tahapan ini tim PKM senantiasa berkoordinasi dengan mitra, untuk memantau bagaimana kondisi pasca kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat. Hal ini sangat penting untuk mengetahui bagaimana dampak yang ditimbulkan setelah kegiatan PKM. D. SIMPULAN DAN SARAN Secara keseluruhan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di kedua lokasi mitra berlangsung dengan lancar. Kesadaran masyarakat terhadap permasalahan kebersihan dan kesehatan lingkungan meningkat, Terjadinya peningkatkan pengetahuan masyarakat dalam hal pengelolaan lingkungan. Terjadinya peningkatkan partisipasi masyarakat dalam hal kebersihan dan kesehatan lingkungan. Terjadinya peningkatkan kualitas kebersihan dan kesehatan lingkunga sehingga diharapkan akan tercipta perilaku hidup bersih dan sehat serta lingkungan yang asri, nyaman dan sehat. Saran yang dapat diberikan antara lain keberlanjutan kegiatan diperlukan untuk menjaga semangat warga dalam berpartisipasi menjaga kebersihan lingkungan sehingga tercipta perilaku hidup bersih dan sehat serta lingkungan yang asri, nyaman dan sehat sesuai yang diharapkan. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, yaitu 1 Bpk. Achmad Zaini, Bpk. Dudi Djupriadi, Bpk. Siradjudin selaku Ketua RT 01/08, Ketua RT 02/08 dan Ketua RW 08, Kel. Pejanten Timur, Kec. Pasar Minggu, Kota JakaRTa Selatan, 2 Bpk. Syahroni, Bpk Taryono, Bpk. Ahmad Faisal selaku Ketua RT. 07, 08 dan 09, RW. 03, jl. Jatinegara Barat, Kampung Pulo, Kel. Kampung Melayu, Kec. Jatinegara, Kota Jakarta Timur, 3 Ibu Riajeng Kristiana, Selaku Dosen Matakuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Universitas Indraprasta PGRI Jakarta. 4 Tim dosen dan mahasiswa/i yang telah membantu dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, dan Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan ini, yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. DAFTAR RUJUKAN Adriansyah, M. A., Sofia, L., & Rifayanti, R. 2019. Pengaruh Pelatihan Pendidikan Lingkungan Hidup Terhadap Sikap Peduli Anak Akan Kelestarian Lingkungan. Psikostudia Jurnal Psikologi, 52, 86. Darmawan, A. 2016. Penyakit Menular Dan Tidak Menular. Jambi Medical Journal, 4. Din, N. 2016. Manajemen Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS Tatanan Rumah Tangga di Kelurahan Kurao Pagang Kota Padang Tahun 2016. Jurnal Endurance, 13. Hilmi Adisendjaja, M. S., & Romlah, D. O. 2008. Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Belajar Dari Pengalaman Dan Belajar Dari Alam. 0–11. Erna, I., & Wahyuni. 2011. Gambaran Karakteristik Keluarga Tentang Perilaku 9 Kasih Haryo Basuki, Membangun Kesadaran Masyarakat ... Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Pada Tatanan Rumah Tangga Di Desa Karangasem Wilayah Kerja Puskesmas Tanon Ii Sragen. Gaster Jurnal Kesehatan, 82, 25. Fitriyani, Y., Roosita, K., & Effendi, Y. H. 2008. Kondisi Lingkungan, Perilaku Hidup Sehat, Dan Status Kesehatan Keluarga Wanita Pemetik Teh. Jurnal Gizi Dan Pangan, 32, 86. Freeman. 2013. lingkungan hidup dan pembagian lingkungan hidup. Journal of Chemical Information and Modeling, 539, 1689–1699. Hidup, K. L. Asas Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. , Laporan Tahunan § 2012. Keman, S. 2005. Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman. Jurnal Kesehatan Lingkungan Unair. Nur, S. 2019. Pendekatan Joyful Learning Sebagai Metode Pembelajaran Pendidikan Kependudukan & Lingkungan Hidup PKLH di Madrasah Ibtidaiyah. Ekspose Jurnal Penelitian Hukum Dan Pendidikan, 162, 376. Priyana, Y. 2016. Pencemaran Air Tanah di Perkotaan. Forum Geografi, 52, 33. Proverawati, Atikah; Rahmawati, E. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS. Jurnal Keperawatan Komunitas. Setyawati, N. W., & Woelandari D. S. 2019. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendampingan Program Kerja Berbasis Manajemen Lingkungan. JMM Jurnal Masyarakat Mandiri, 32, 73. Shalahuddin, I., Rosidin, U., & Nurhakim, F. 2018. Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan tentang PHBS Tatanan Rumah Tangga. Media Karya Kesehatan, 12, 127–134. Sidik, S., P, W. A., & Wiratama, A. 2013. Program Hidup Sehat Untuk Masyarakat. 21, 9–13. Soemarwoto. 2011. Ekologi dan Pembangunan. Jakarta Djambatan. Sya’ban, Moh, A. 2017. Tinjauan Mta Pelajaran Ips Smp Pada Penerapan Pendidikan Lingungan Hidup Untuk Peduli Akan Tanggung Jawab Lingkungan. Jurnal Hukum & Pembangunan, 186, 550. ... Selain meningkatkan kesadaran masyarakat, pemanfaatan pekarangan juga dapat meningkatkan pendapatan dari bidang kewirausahaan, khususnya masyarakat yang berkegiatan di rumah sehingga menjadi pendorong perekonomian di daerah dan selanjutnya dapat mengentaskan kemiskinan Kartika et al, 2021. Terciptanya prilaku hidup dan lingkungan yang bersih, nyaman dan sehat dapat dicapai dengan dengan langkah-langkah 1 membangun kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, 2 meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, dan 3 meningkatkan partisipasi masyarakat dalam hal kebersihan dan kesehatan lingkungan Basuki et al, 2020. ...Alon Mandimpu NainggolanMegaputri GagolaWidyarti SaliadaFarno Billy Arthur GerungKebersihan lingkungan bukan hanya terfokus pada kegiatan meminimalisir sampah. Akan tetapi, berbicara juga bagaimana masyarakat memiliki kesadaran untuk menerapkan pola hidup sehat. Hal ini merupakan kewajiban masyarakat agar dapat berupaya melihat kondisi atau keadaan lingkungan/wilayah dari masyarakat desa Maen sendiri. Masyarakat desa Maen merupakan penggerak dalam pelaksanaan dan pencapaian pola hidup ini dengan sangat diperlukan ide dan inovasi yang kreatif untuk dapat saling mendorong satu dengan yang lain dalam keberhasilan kebersihan lingkungan. Dengan adanya program KKN Riset ini, penyelenggaraan kebersihan lingkungan mendorong terbentuknya solidaritas dalam moderasi beragama, dalam artian terwujudnya kerja sama akan semua masyarakat desa Maen tanpa melihat latar belakang agama. Oleh karena itu sangat penting untuk mengimplementasikan pendekatan ABCD Asset Based Community-driven Development guna mengembangkan suatu aset atau kekuatan apa yang ada pada masyarakat. Berupaya mengubah pola pikir masyarakat agar memiliki kesadaran dalam menyikapi aset atau kekuatan yang ada. Dengan demikian, KKN Riset bersama pemerintah desa bahkan tokoh-tokoh agama berupaya menjaga lingkungan agar terbebas dari masalah Sarnawa Tanto LailamAbstrak Program pengabdian masyarakat ini memfokuskan pada peningkatan sadar hukum dan sadar lingkungan masyarakat Gampingan, Pakuncen, Wirobrajan, Kota Yogyakarta menuju Kampung Green Gampingan. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kesadaran hukum dan lingkungan, membangun semangat gotong royong dalam menciptakan kampung yang bersih, sehat dan asri melalui. Metode pengabdian dilakukan dengan metode M3R, yaitu musyawarah dan rencana program, realisasi atau implementasi program, dan rawat, serta Participation Action Research dengan mitra pengabdian Rukun Warga Kampung Gampingan dan Forum Kampung Panca Tertib FKPT Kampung Gampingan dengan jumlah peserta 25 orang, terdiri dari 11 orang laki-laki dan 14 orang hasil evaluasi pra dan pasca melalui pengisian kuesioner bahwa terdapat peningkatan pemahaman kesadaran hukum dan lingkungan sekitar 18%, dan berdasarkan participation action research terdapat hasil nyata gerakan nyata masyarakat Kampung Gampingan melalui semangat dan aksi gotong royong mengubah lahan penuh sampah menjadi lahan ekonomis kolam ikan lele dan ladang sayuran. Namun upaya ini belumlah maksimal, saran untuk peningkatan kedepan diperlukan komitmen yang kuat seluruh elemen masyarakat untuk pengelolaan sampah melalui pembuatan bank sampah dan pembentukan kampung sadar hukum Darkum dan kampung sadar lingkungan Kampung Darling.Abstract This community service program focuses on increasing legal and environmental awareness of the Gampingan community, Pakuncen, Wirobrajan, Kota Yogyakarta, towards the Green of Gampingan Village. This service aims to increase understanding of legal and environmental awareness and build the spirit of mutual cooperation in creating a clean, healthy, and beautiful village. The service method uses M3R deliberation and program planning, realization, evaluation, and monitoring, and participatory action research with partners Rukun Warga Kampung Gampingan dan Forum Kampung Panca Tertib FKPT with 25 participants, 11 men, and 14 women. Based on the results of the pre- and post-evaluation through filling out questionnaires that there is an increase in understanding of legal and environmental awareness of about 18% and based on participatory action research there are tangible results of the real movement of the Gampingan Village community through the spirit and action of mutual cooperation gotong royong to turn land full of waste into economic land catfish and vegetable fields. However, this effort has not been maximized, recommendations for future improvements require a strong commitment from all elements of society for waste management through the creation of a waste bank and the establishment of a law-conscious and environmentally conscious village. Novita SetyawatiDewi Sri Woelandari Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk membangun kepedulian masyarakat di Kota Bekasi agar dapat berkawan’ dengan lingkungan sekitarnya untuk mendapatkan manfaat secara langsung. Metode kegiatan menggunakan 1 metode ceramah yakni untuk menyampaikan pengetahuan secara umum tentang hidroponik dan bank sampah disertai dengan sesi tanya jawab dan 2 metode pembelajaran digunakan untuk alih pengetahuan atau ketrampilan dan system nilai yang dimiliki oleh nara sumber kepada anggota masyarakat. Masalah yang dihadapi di lapangan adalah masalah gerakan menanam dengan metode Hidroponik, pengelolaan bank sampah, dan pemanfaatan sampah plastic menjadi produk recycle. Pemecahan masalah yang dapat dilakukan dengan pendampingan yaitu memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pelatihan. Kata kunci Pemberdayaan Masyarakat; Pendampingan dan Manajemen Lingkungan; Hidroponik dan Bank Sampah Abstract This dedication activity aims to build community awareness in the city of Bekasi to be able to ' friends ' with the surrounding environment to benefit directly. Methods of activities using 1 lecture methods are to convey knowledge in general about hydroponics and waste banks accompanied by question and answer sessions 2 Learning methods used to control knowledge or skills and value system Owned by the community members. Problems faced in the field is the problem of planting movements with hydroponic methods, management of waste banks, and utilization of plastic waste into recycle products. Troubleshooting that can be done with mentoring is to provide knowledge, understanding, and Community Empowerment; Environmental Assistance and Management; Hydroponics and trash Banks Muhammad ALi AdriansyahLisda SofiaRina RifayantiUpaya Pencegahan terjadinya masalah lingkungan di masa depan memerlukan upaya nyata yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan, salah satunya dengan menumbuhkan sikap peduli lingkungan melalui pendidikan lingkungan kepada anak-anak sejak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sikap peduli akan kelestarian lingkungan pada siswa SDN 002 Ujoh Bilang Mahakam Ulu dan SDN 042 Batu Besaung Samarinda setelah diberikan perlakuan pendidikan lingkungan hidup. Metode dalam penelitian ini adalah eksperimen. Sampel penelitian ini berjumlah 66 orang siswa. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji t-test. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan sikap peduli akan kelestarian lingkungan pada SDN 002 Ujoh Bilang Mahakam Ulu yang mendapat perlakuan pendidikan lingkungan hidup dengan t = sig = > dan mean = tidak terdapat perbedaan sikap peduli akan kelestarian lingkungan pada SDN 042 Batu Besaung Samarinda yang mendapat perlakuan pendidikan lingkungan hidup dengan t = sig = > dan mean = tidak terdapat perbedaan pemahaman siswa terhadap sikap peduli akan kelestarian lingkungan sebelum dan sesudah mendapatkan pendidikan lingkungan hidup antara kelompok SDN 002 Ujoh Bilang Mahakam Ulu dan SDN 042 Batu Besaung Samarinda dengan t = sig = 0648 > dan mean = PriyanaAir merupakan kebutuban hidup bagi manusia, baik sebagai mahkluk hayati maupun untuk kehidupan sehari-hari MCK, irigasi maupun industri. Sebagian dari kebutuhan tersebut diambilkan dari air tanah. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk terutama di perkotaan secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap persediaan air tanah yang ada baik kualitas maupun kuantitas. Pengambilan air tanah yang terus meningkat dan melebibi save yield pada daerah pantai akan mengakibatkan intrusi air laut yang mengakibatkan air tanah menjadi asin. Demikian juga semakin banyaknya limbah yang dibuang oleh manusia ke dalam tanah baik limbah rumah tangga maupun industri akan mrngakibatkan pencemaran air tanah. Pada umumnya limbah yang berpengaruh terhadap air tanah di perkotaan adalah limbah rumah tangga MCK maupun limbah industri. Pengotoran atau kontaminasi air tanah ini akan berbahaya pada manusia yang telah meminumnya. Oleh karena itu dalam pemanfaatan sumber daya air tersebut hendaknya dapat dimanfaatkan clengan sebaik-baiknya dan dijaga Dinp>PBHS merupakan salah satu program prioritas pemerintah melalui puskesmas dan menjadi sasaran luaran dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Cakupan rumah tangga sehat yang paling rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo terdapat di Kelurahan Kurao Pagang yaitu sebesar 5% dari 3 kelurahan yang ada. Penyebab rendahnya pelaksanaan PHBS di tatanan rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor perilaku dan non perilaku fisik, sosial ekonomi dan sebagainya. Tujuan penelitian untuk mengetahui manajemen penerapan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS pada tatananrumah tangga. Jenis penelitian ini adalah penelitian penelitian ini Pengelola program PHBS Puskesmas, Pimpinan Puskesmas, Kader, Tokoh masyarakat, Tokoh agama,dan masyarakat, diambil secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam In-Depth Interview , telaah dokumentasi dan Focus Group Discussion FGD.Hasil penelitian diketahui adanya masalah pada komponen input yaitu tenaga promosi kesehatan yang ada di puskesmas belum pernah mendapatkan pelatihan, alokasi dana sangat kecil, dan sarana penunjang Promkes sebatas media cetak. Pada proses, perencanaan belum dilaksanakan secara terpadu, pengorganisasian dan pelaksanaan promkes belum terlaksana maksimal, dan pemantauan hanya berdasarkan hasil survei PHBS rumah tangga. Komponen output diketahui penerapan PHBS Tatanan Rumah Tangga masih rendah dibawah manajemen penerapan PHBS Tatanan Rumah Tangga belum sesuai yang diharapkan. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Padang agar lebih mensosialisasikan PHBS Tatanan Rumah Ttangga, perlu adanya peningkatan kualitas tenaga pelaksana, alokasi dana dan sarana prasarana, serta perlu adanya upaya peningkatan manajemen penerapan PHBS tatanan rumah tangga.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Covid-19 atau yang biasa disebut virus corona merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus. Virus ini bisa dikatakan virus atau penyakit baru karena sebelumnya belum dan tidak pernah terjadi sama sekali. Virus ini berasal dari Wuhan, Cina pada bulan Desember 2019 dan terus berlangsung sampai sekarang ini. Covid-19 merupakan pandemic global dimana virus ini sudah menyebar dan merata ke seluruh dunia dan tentunya harus diselesaikan secara adalah kepanjangan dari sebuah pandemic coronavirus disease 2019. Penyakit menular dan mematikan yang disebabkan oleh SARSCoV-2, salah satu jenis dari koronavirus. Virus ini pertama kali diumumkan kepada masyarakat dunia pada tanggal 1 Desember 2019 di china, tepatnya di daerah Wuhan Provinsi Hubei, China Ulya, 2020. Mulai merambah dan memasuki wilayah Indonesia pada awal Maret tahun 2020, dimana proses penularannya virus tersebut sangat cepat menyebar dan dapat menular di berbagai kalangan. Indonesia saat ini menghadapi pandemi Covid-19 kurang memuaskan karena setiap hari selalu ada kasus positif yang menghadapi kondisi pandemi seperti sekarang ini, pada dasarnya banyak hal yang harus dipahami dan kemudian diterapkan oleh masyarakat. Untuk itu, perlunya edukasi kepada masyarakat mengenai beberapa kebiasaan-kebiasaan baru yang perlu diperhatikan karena minimnya pengetahuan masyarakat yang nantinya secara tidak langsung dapat berpengaruh pada laju penyebaran covid-19. Langkah yang dapat dilakukan sebagai bentuk adaptasi kebiasaan baru era pandemi antara lain mencuci tangan dengan baik dan benar menggunakan sabun, menghindari sentuhan pada bagian wajah mata, hidung dan mulut, melakukan social distancing dengan setidaknya memberikan jarak satu meter dengan orang lain, jika batuk ataupun bersih ditutupi dengan sesuatu seperti sapu tangan, menghindari kerumunan, menerapkan pola hidup bersih dan sehat maupun gerakan masyarakat yang lain misalnya penggunaan disinfektan denga rutin terhadap benda yang terbiasa disentuh didalam rumah seperti gagang pintu, saklar lampu, dan lain sebagainya Astuti, 2020. Perilaku hidup bersih dan sehat PHBS adalah cara yang harus dilakukan dalam mencapai kesehatan yang optimal bagi setiap orang. Kondisi sehat harus senantiasa diupayakan demi terciptanya lingkungan yang sehat. PHBS merupakan upaya memberikan pengaruh pengalaman tentang perilaku hidup sehat melalui individu, kelompok maupun masyarakat dalam cakupan luas dengan menggunakan media sebagai jalur komunikasi dan informasi Kemenkes, 2016. Tujuan utama dari PHBS tidak lain untuk meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses sosialisasi dengan menyadarkan indivdiu agar berkontribusi dalam menjalankan kegiatan sehari-hari dengan pola hidup bersih dan sehat. Sedangkan manfaat dari PHBS sendiri tidak lain untuk menciptakan masyarakat yang sadar akan pentingnya kesehatan dan memiliki pengetahuan serta kesadaran untuk menjaga kebersihan dan sesuai dengan standar kesehatan yang ada. Dilansir dari pada masa pandemi masyarakat memang sudah diharuskan hidup dengan tatanan yang baru. Semua orang harus menyesuaikan kebiasaan baru dimanapun tempatnya misalnya di kantor, di sekolahan, di tempat ibadah, juga di tempat-tempat umum seperti stasisun, pasar, mal, terminal dan lain sebagainya. Contoh kebiasaan lama yang seharusnya sudah mulai ditinggalkan yakni bersalaman, cipika-cipiki, berkerumun atau bergerombol, cium tangan, malas cuci tangan karena secara tidak langsung dapat mendukung penyebaran virus Covid-19 Kemenkes, Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru, 2020. Adapun kebiasaan baru yang perlu diterapkan antara lain •Sering mencuci tangan menggunakan sabun•Selalu menggunakan masker saat keluar rumah•Jaga jarak dengan orang lain minimal satu meter •Istirahat yang cukup dan rutin berolahraga•Memakan makanan yang bergizi seimbangPerilaku hidup bersih dan sehat PHBS sangat penting untuk disosialisasikan dan disebarluaskan serta diterapkan kapanpun dan dimanapun khsususnya pada situasi kondisi seperti ini yakni pada era pandemi Covid-19 Satya, 2021. Virus ini telah dinyatakan sebagai pandemi juga dianyatakan pula sebagai Public Health Emergency of International Concern PHEIC, hal ini dikarenakan sangat mengkhawatirkan dan mengguncangkan dunia akibat menaiknya angka kelahiran juga angka kematian seluruh penduduk. Covid-19 dapat menyerang siapapun tanpa memandang ras, gender maupun usia. Ada beberapa masalah kesehatan yang biasanya muncul pada setiap orang khususnya remaja yakni penyaikit infeksi, gangguan perilaku, penyakit saluran pencernaan, penyakit saluran pernafasan, penyakit kulit dan penyakit menular lainnya. PHBS ini sudah sepatutnya dijadikan sebagai kebiasaan baru untuk masyarakat terlebih lagi kehidupan yang beriringan dengan pandemi. 1 2 3 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya